Selasa, 30 April 2024

Garuda Indonesia Optimis Bisa Raup Keuntungan 40% Meski Masih Pandemi Covid-19

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Di tengah ketidakpastian bisnis akibat pandemi Covid-19, PT Garuda Indonesia (Persero) optimis bisa mengembalikan pendapatan hingga 40% dari kondisi normal seperti sebelum kehadiran pandemi. Direktur Layanan, Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Ade R Susari menyampaikan target pendapatan hingga akhir tahun bisa mencapai 40% dari keuntungan yang didapatkan pada Desember tahun lalu.

 

Lebih lanjut Ade menyampaikan bahwa pihaknya juga tengah menyiapkan sejumlah program baru yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat agar dapat kembali melakukan perjalanan.

 

“September juga kita punya beberapa program lagi. Di bulan lalu kita bisa 7.000 per hari, kita targetkan di September bisa 10.000 per hari sudah bisa tercapai,” tuturnya.

 

Ia menambahkan, meski secara hitungan bisnis masih terbilang belum menguntungkan, Garuda Indonesia terus melakukan berbagai upaya antara lain efisiensi internal perusahaan guna menghemat biaya operasi, penundaan gaji, pemotongan tunjangan dari 10% hingga 50% agar perusahaan berada dalam kondisi yang stabil. Selain itu, negosiasi ulang dengan penyewa pesawat, penjadwalan ulang pembayaran bahan bakar avtur pada PT Pertamina, dan sederet upaya lainnya juga terus digalakkan agar maskapai penerbangan nasional yang satu ini dapat bertahan melalui pandemi dengan baik.

 

Ade menuturkan, menurut pandangan para ahli, proses pemulihan Garuda Indonesia yang terdampak pandemi diprediksi membutuhkan waktu yang lama yakni hingga 2023 agar bisa rebound.

 

“Tahun ini kita mungkin di angka 40% dari revenue kita tahun lalu. Tahun depan mungkin di angka 60% dan 70%. Dan kita perlu banyak menentukan strategi untuk melanjutkan operasi,” tuturnya.

 

Kendati demikiaN, Ade mengklaim bahwa Garuda Indonesia masih tertolong dengan adanya penerbangan domestik meski pada bulan Mei lalu sempat berada di ujung jurang. Saat itu Garuda Indonesia hanya dapat mengoperasikan 30 jadwal penerbangan dalam sehari yang separuhnya adalah penerbangan kargo.

 

“Saya perbandingkan, di Mei 2019 rata-rata trafik Garuda 400 penerbangan dalam sehari, pada Mei 2020 saat peak paling rendah hanya 30 penerbangan setengahnya pun kargo. Jadi, dampaknya besar, hingga 95,3 persen,” tutupnya.

 

Sumber: Pikiran RakyatTagar.id

Foto: ANTARA FOTO

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU