Rabu, 1 Mei 2024

Blak-blakan Anak Buah Erick Thohir Beberkan Nasib Masa Depan BUMN Tambang RI

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info – Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga optimis pada kinerja BUMN tambang ke depan. Sebab Kementerian BUMN telah melakukan transformasi dari berbagai aspek mulai dari tata kelola manajemen hingga pembentukan holding.

Menurutnya, masa depan yang optimis tersebut tercermin dari capaian MIND ID yang berhasil memperbesar kepemilikan sahamnya di PT Freeport. Sehingga, akan menambah keuntungan bagi negara.

“Pak Jokowi aja optimis malah bilang, wah ini makin ini gitu, makin pede kita ya. Kemudian, vale kita juga kan udah ambil ya sebagian besar gitu ya. Memang belum jadi 50% lebih-lebih, tapi udah besar juga gitu ya,” ujarnya dalam acara CNBC Indonesia, Kamis (18/4).

Pada kasus yang terjadi pada PT Timah (Persero) Tbk. (TINS), kata Arya, nantinya akan membaik seiring dengan perbaikan tata kelola perusahaan usai terungkapnya kasus korupsi di tubuh perusahaan.

“Apalagi kalau timah ini kondisinya seperti sekarang, dan tata kelolaannya diterima, itu bisa membuat timah akan terbangnya bagus banget,” ungkapnya.

Di sisi lain, Arya juga mengungkapkan, selain tambang, perbaikan kinerja perusahaan BUMN lainnya juga terus dilakukan seperti konsolidasi BUMN atau perampingan ratusan perusahaan pelat merah menjadi tinggal 41 BUMN.

“Bahkan Angkasa Pura pun udah terkonsolidasikan, merger juga. Jadi, langkah-langkah yang dilakukan oleh Pak Erick selama hampir 5 tahun ini adalah langkah-langkah strategik pengubahan format dan bentuk dari transformasi ya. Jadi, dari BUMN,” sebutnya.

“Sampai ada yang mengatakan. Ini maaf nih gitu ya. Kalau dulu misalnya Menteri BUMN sibuk ngutak-ngatik siapa direksi tiap tahun gitu ya. Kalau sekarang sih Pak Ericknya sibuk ngutak-ngatik bagaimana mengkonsolidasikan dan mentransformasikan BUMN. Di mergerkan, di holdingkan gitu,” lanjutnya.

Menurutnya, konsolidasi yang dilakukan pada kepemimpinan BUMN Erick Thohir sangat efektif. Persepsi masyarakat yang tadinya menganggap bahwa BUMN beban negara karena banyak menderita kerugian menjadi perusahaan yang menguntungkan.

“Bayangin, kita dari 144 BUMN, awal Pak Erick sekarang udah menjadi, tinggal 41 BUMN. Dan keuntungannya, ya besar banget ya. Bahkan kita dividennya dibandingkan sebelumnya. Sebelum Pak Erick hampir dua kali lipat tuh. Jadi, cukup besar sih. Dividen yang kita setorkan ya. Itu di luar dari keuntungan bersihnya. Jadi, ya oke lah ya. Oke banget gitu,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU