Selasa, 30 April 2024

PTDI Siap Tembus 25% Pasar Pesawat Internasional

ads-custom-5

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan memproduksi pesawat N219 mulai tahun depan. Targetnya, pesawat N219 yang diproduksi akan mengisi 25% pasar dunia atau setara dengan 532 unit hingga 11 tahun ke depan.

PTDI3

Setelah proyek pesawat N250 mati di era reformasi akibat krisis keuangan, industri dirgantara bergeliat lagi. Tahun 2006 saat itu PT Dirgantara Indonesia, merancang konsep pesawat N219  yang digadang-gadang menjadi solusi konektivitas bagi wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.

2  tahun kemudian yaitu pada tahun 2008 pesawat menjalani uji aerodinamika di badan pengkajian dan penerapan teknologi atau BPPT, setelah itu N219 melalui serangkaian uji coba lainnya seperti statis pesawat, mesin produksi hingga uji terbang.

Pada 2012, N219 ditargetkan mengantongi sertifikasi tipe dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2014, dan mulai dilepas ke pasar pada 2015. Sayang, tenggat waktu itu meleset dan uji terbang perdana baru bisa dilakukan pada 2017. 

Saat ini pesawat N219 masih menyelesaikan tes penerbangan selama 350 jam. Dalam tes tersebut, pesawat N219 melakukan uji ketangguhan seperti manuver ekstrem dan kelumpuhan mesin. Targetnya akhir tahun ini mendapatkan tipe sertifikat untuk tipe pesawat ini. Sehingga tahun depan dapat segera diproduksi.

Keunggulan Pesawat N219

 

Pesawat N219 yang dibuat PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diklaim lebih unggul dibanding pesawat sekelasnya seperti DHC-6 Twin Otter dari Kanada yang saat ini masih mengusai pangsa pasar pesawat perintis. Mulai dari sisi desain hingga harga jual yang lebih murah yang selisihnya hampir mencapai US$1 juta tentunya menjadi peluang besar bagi PTDI untuk memperluas pangsa pasarnya.

infobisnis-ptdi-n219

Dengan kapasitas yang sama yaitu 19 penumpang, pesawat N219 diklaim memiliki keunggulan sebagai berikut:

  1. Desain pesawat

Kelebihan pertama pesawat ini adalah penampilan fisiknya yang memiliki desain lebih baru dan dinamis.

  1. Bermanuver dalam kecepatan rendah

Pesawat N219 memiliki kemampuan manuver dalam kecepatan rendah. Kemampuan ini diperlukan di daerah yang dikelilingi pegunungan dan daerah terpencil.

  1. Tidak butuh landasan panjang

Pesawat N219 didesain untuk dapat beroperasi di daerah-daerah terpencil. Karena itulah, Pesawat N219 dirancang untuk dapat lepas landas dan mendarat di landasan yang panjangnya  kurang dari 1.000 meter. Pada flight test kedua, Rabu (23/8/2017), Pesawat N219 mampu lepas landas pada jarak sekitar 300 meter dan saat mendarat hanya membutuhkan landasan sepanjang 200 meter. Bahkan dapat mendarat di landasan berbatu.

  1. Avionik canggih

Pesawat N219 menggunakan teknologi avionik Garmin G-1000. Sehingga, pesawat ini dapat dikatakan lebih canggih dari pesawat serupa di kelasnya. Dalam Garmin G-1000, terdapat GPS, sistem autopilot dan Terrain Awareness and Warning System. Terrain Awareness and Warning System adalah perangkat yang bisa mendeteksi keberadaan wilayah perbukitan.

Sistem pesawat akan memberikan tanda dan visualisasi tiga dimensi sehingga pilot bisa melihat secara langsung kondisi perbukitan yang akan dilaluinya.

  1. Kabin terluas

Pesawat N219 diklaim sebagai pesawat yang memiliki kabin terluas di kelasnya. Pesawat ini juga dapat digunakan untuk beragam kebutuhan semisal pengangkutan barang, evakuasi medis, dan mengantar penumpang.

 

Kebanjiran Pesanan Sebelum Produksi

 

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan memproduksi pesawat N219 mulai tahun depan. Targetnya, pesawat N219 yang diproduksi akan bisa mengisi 25% pasar dunia atau setara dengan 532 unit hingga 11 tahun ke depan.

PTDI2

Dalam mengejar target tersebut, produksi N219 akan dilakukan secara bertahap, yakni dengan memproduksi sebanyak empat unit di tahun pertama produksi. Pada tahun-tahun berikutnya, volume produksi akan ditingkatkan menjadi delapan unit pada tahun kedua, 12 unit di tahun ketiga, 24 unit di tahun keempat, dan 36 unit tahun kelima dan seterusnya hingga target dipenuhi.

Meski belum diproduksi sudah ada 257 unit pesawat N-219 yang dipesan, baik dari dalam maupun luar negeri. Jumlah pemesanan dari luar negeri mencapai lebih dari 150 unit. Pemesanan dari luar negeri datang dari China, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), dan Nigeria. Sedangkan dari dalam negeri sendiri terdiri dari instansi pemerintah dan badan usaha swasta. Adapun pihak instansi pemerintah yang telah melakukan pemesanan N219 terdiri dari Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh, Kalimantan Utara, dan Papua. Sementara itu, beberapa pihak swasta yang telah melakukan pemesanan di antaranya meliputi Aviastar, Trigana, dan Pelita.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU