Selasa, 30 April 2024

Arabika Jadi Primadona Dunia, PTPN Tingkatkan Ekspor Ke Eropa dan AS

ads-custom-5

Indonesia adalah penghasil kopi terbesar nomor 4 di dunia. Dua spesies pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea Canephora) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica). Soal rasa, kopi arabika memiliki variasi rasa yang lebih beragam, rasa manis, asam, lembut, kuat dan tajam dibandingkan dengan Kopi Robusta.

Memiliki iklim yang ideal untuk produksi kopi, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara  penghasil kopi terbaik. Tidak hanya menjadi yang terbaik, Indonesia juga dikatakan sebagai produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia, setelah Brazil, Vietnam, dan Columbia.

 

InfoBisnis_Kopi PTPN-01

 

Setiap tahunnya, Indonesia menghasilkan 600 ribu ton kopi. Produksi kopi itu memasok 7% kebutuhan kopi dunia. Luas perkebunan kopi di Indonesia mencakup 1,24 juta hektar, 933 ribu hektar perkebunan robusta dan 307 ribu hektar perkebunan arabika.

 

Perkebunan Nusantara Tingkatkan Ekspor Lewat Perkebunan Kopi Kalisat Jampit

 

Badan Usaha Milik Negara, PT Perkebunan Nusantara XII memiliki sebuah perkebunan kopi dengan kualitas kopi arabika yang sangat baik, di Kalisat Jampit. Perkebunan kopi ini merupakan kawasan agro wisata di Bondowoso. Dalam setahun, Perkebunan Kopi Kalisat Jampit mampu memproduksi sekitar 1.000 ton kopi arabika.

Menteri BUMN Rini Soemarno ketika mengunjungi Perkebunan Kopi Kalisat Jampit menilai kualitas kopi arabika milik PTPN XII ini sangat bagus.

“Ini yang saya tekankan ke PTPN XII untuk bisa mengonsentrasikan tanaman kopi ini. Karena kopi ini diminati secara internasional. Harganya pun jauh lebih bagus dibandingkan produksi kopi di PTPN yang lain,” ujar Menteri Rini

Kopi arabika produksi Indonesia sebenarnya sudah diekspor ke sejumlah negara Eropa dan negara-negara di kawasan Asia. Namun, menurut Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, belum semua permintaan dunia terpenuhi karena produksi terbatas.

Melihat potensi peningkatan ekspor ini, Menteri Rini mendorong manajemen PTPN XII, untuk fokus di produksi kopi dan meningkatkan kualitasnya sehingga, kopi ini bisa menjadi primadona di pasar internasional.

 

PTPNN

Perkebunan Kopi Kalisat menjadi lokasi yang dikonsentrasikan
karena memiliki kualitas kopi yang baik.

 

Kopi produksi PTPN XII ini memiliki kualitas yang baik karena diproduksi dengan sistem pengelolaan budidaya. Kopinya diolah secara washed atau wet process untuk menghilangkan semua kulit-kulit daging yang melekat pada biji kopi sebelum dikeringkan. Proses pengolahan kopi disana bahkan telah mengantongi jaminan kualitas Utz Certified yakni standar internasional dari sebuah organisasi di Belanda yang menunjukan bahwa produksi kopi memenuhi kriteria penggunaan agrokimia yang bertanggung jawab, standar untuk manajemen pertanian yang efisien, perlindungan hak-hak pekerja,  dan akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan.

Proses itu menjadikan Java coffee milik Perkebunan Nusantara XII dianggap sebagai Specialty Arabica Coffee atau sebagai kopi yang memiliki aroma dan rasa yang premium. Java coffee yang ditanam di Perkebunan Kopi Kalisat Jampit ini bahkan telah terdaftar di Amerika Serikat. Di sana kopi itu dikenal dengan nama Java Coffee Jampit, Java Coffee Blawan, Java Coffee Kayumas, dan Java Coffee Pancoer.

Melihat hal itu, Menteri Rini meyakini peningkatan produksi kopi arabika di perkebunan ini dianggap ideal untuk memperluas ekspor kopi lokal ke pasar Internasional, khususnya Eropa dan AS.

 

PTPN

Menteri Rini mendorong Perkebunan Nusantara berfokus
untuk meningkatkan produksi kopi arabika

  

“Proses pemupukan pada tanaman kopi ini harus dijaga dengan baik. Sehingga, produksi kopi arabika semakin meningkat dan bisa diekspor ke pasar luar negeri.” ujar Menteri Rini.

 

Dampak Mendunianya Kopi Indonesia

 

Kebiasaan minum kopi saat ini bertransformasi menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Maraknya peminat kopi membuat dunia usaha semakin inovatif dalam mengembangkan produk kopi. Kopi yang semula hanya berupa biji dan bubuk, kemudian diolah menjadi kopi instan, aneka jenis makanan dan minuman olahan, hingga kosmetik.

Perkembangan Industri kopi lokal yang tumbuh secara masif perlahan mampu menggeser dominasi kopi asing di Indonesia. Kemunculan kedai kopi lokal di berbagai tempat mulai mengalihkan pandangan konsumen terhadap kopi lokal yang terbukti sama nikmatnya, bahkan dengan harga yang lebih terjangkau.

 

InfoBisnis_Kopi PTPN-02

 

Beberapa kedai kopi lokal Indonesia sudah berani secara terang-terangan menghadirkan gerainya di berbagai daerah dan menyandingkan diri dengan kompetitornya yang pemain dunia. Tidak hanya itu, sentuhan teknologi berbasis aplikasi seluler pun menjadi langkah inovatif yang dipersiapkan untuk memperebutkan konsumen.

 

kopi

Waralaba kedai kopi lokal menggeser dominasi asing

 

Bisnis waralaba kedai kopi lokal membidik peluang dengan memfokuskan misi mereka sebagai operator kedai kopi terbesar bagi orang-orang Indonesia. Mereka berupaya menyediakan kopi yang terjangkau dengan kualitas yang baik.

Upaya ini dilakukan oleh salah satu waralaba kedai kopi lokal, yakni Kopi Kenangan. Perusahaan ini mengoperasikan 80 toko di delapan kota di seluruh negeri bersaing dengan pemain dunia dan berhasil melayani 1 juta cangkir per bulan. Dari sini, mereka meraih pendanaan sebesar US$20 juta (sekitar Rp284 miliar) dari Sequoia Capital India untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya.

Contoh kecil keberhasilan waralaba kedai kopi lokal ini menunjukan bahwa pemain UKM lokal dapat bersaing dengan pemain internasional. Hal ini dapat mempermudah langkah kopi Indonesia untuk menjadi primadona dunia, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan devisa negara. 

Berbagai dukungan juga dilakukan oleh PTPN XII dalam menggeser dominasi pedagang kopi asing di Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan Rollaas Coffee sebagai UMKM binaan mereka. Kedai kopi asal Jawa Timur ini bahkan diboyong oleh PTPN XII dalam ajang dunia IMF WBG Annual Meeting, pada 2018 lalu di Bali. Upaya ini dianggap sebagai momentum yang baik bagi PTPN XII untuk memperkenalkan khasnya kopi Indonesia buatan Rollaas Coffee ke ajang internasional.

Selain bisnis kopi, keuntungan dari mendunianya kopi Indonesia juga lambat laun dapat menjadi angin segar bagi para petani kopi. Menurut data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), petani kopi Indonesia bersama dengan kementerian-kementerian terkait saat ini berencana untuk memperluas perkebunan-perkebunan kopi Indonesia, sambil meremajakan perkebunan-perkebunan lama, melalui program intensifikasi.

Dengan meningkatkan luas perkebunan, produksi kopi Indonesia dalam 10 tahun ke depan ditargetkan dapat mencapai antara 900 ribu ton sampai 1,2 juta ton per tahun. Upaya ini tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi para petani kopi di berbagai daerah.

 

PTPNNN

Mendunianya Kopi Indonesia kedepannya bisa mensejahterakan petani

 

Hal ini sejalan dengan upaya PTPN, yang bertekad mensejahterakan para petani kopi, khususnya di Perkebunan Kopi Kalisat Jampit. Menurut Menteri Rini, kebaikan kualitas kopi merupakan andil dari para petani kopi itu sendiri. Para petani kopi memiliki kemampuan untuk memilih biji kopi dengan kualitas terbaik. Tentu petani berhak untuk mendapatkan kesejahteraan.

“Itu satu hal yang harus dihargai. Karena memilih kopi yang tepat menjadikan harga kopi menjadi kompetitif,” tutup Menteri Rini dalam kunjungannya ke Perkebunan Kopi Kalisat Jampit, milik PTPN XII di Bondowoso, Juli lalu.

Kyt, BUMNInfo

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU