Minggu, 28 April 2024

Meninjau Rencana Dibalik Merger BUMN Sektor Pelabuhan

ads-custom-5

Pemerintah tengah merencanakan percepayan merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pelabuhan, yakni PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I, II, II dan IV. Dengan dilakukannya marger BUMN sektor pelabuhan diyakini dapat menurunkan biaya logistik.

Masing-masing Pelindo telah sepakat, keputusan merger dinilai sebagai jalan terbaik dibanding holding. Aksi korporasi ini diharapkan dapat menyediakan pelayanan yang efisien dan biaya lebih hemat. Terlebih, pelabuhan adalah pusat dari kegiatan ekonomi logistik produk ekspor impor yang sangat strategis.

Dalam acara Indonesia Muda Club pada Jumat, (15/1), Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Arif Suhartono menyampaikan dukungannya soal merger operator pelabuhan milik BUMN..

“Dari sisi pelabuhan lebih concern pada sisi ekonomi. Problem kita dari logistic cost, jika tidak perform di pelabuhan akan direspons shipping line juga transportasi darat. Gimana pelabuhan secara performance bisa tinggi dan reliable,” katanya.

Arif pun menjelaskan tiap manajemen bisa dibagi dengan masing-masing kluster, seperti kluster peti kemas, kluster non-peti kemas, kluster marine, kluster logistik, serta kluster equipment.

“Dengan entitas yang sama tentu resource masing-masing cluster dengan mudah di-share ke mana-mana,” ungkapnya.

Tak hanya Arif, Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo III, Kokok Susanto mengungkapkan, setelah merger, Pelindo III akan masuk pada klaster logistik. Ia menyampaikan, selama ini biaya logistik mencapai 23 persen dari Gross Domestic Product (GDP). Angka tersebut terbilang tinggi.

“Kenapa biaya logistik tinggi? Karena regulasi yang tak efisien, juga performance infrastruktur di pelabuhan yang masih rumit. Dengan adanya integrasi ini, kami akan samakan semua fasili­tas, standar, serta performance,” imbuhnya.

Dilansir dari rmco.id, Staf Ahli Menteri BUMN Bidang Komunikasi, Arya Sinulingga menerangkan, empat perusahaan pelabuhan yang akan dimerger juga akan ter­jadinya penggabungan berbagai aspek, seperti aset dan standar operasional. Sehingga, nantinya dari Sabang sampai Merauke akan berada pada satu sistem operasi.

“Bukan seperti saat ini, antar pelabuhan satu dan lainnya bergerak sendiri-sendiri,” ujarnya.

Lanjut Arya, pengoperasian yang bergerak sendiri-sendiri sangat mem­pengaruhi kecepatan pelayanan. Sebab, beda pelabuhan, juga beda sistem yang diterapkan.

“Merger Pelindo diharapkan akan membantu proses logistik nasional menjadi lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien,” tutur Arya.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU