Minggu, 28 April 2024

Raup Kenaikan Laba di 2019, Pelindo IV Produktif Lagi di Kuartal I 2020

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Melewati 2019 dengan cemerlang, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV mencatatkan kenaikan laba bersih yang meningkat.

Dikutip dari laporan keuangan tahun lalu, Perseroan mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp438,78 miliar. Jumlah ini naik sebesar 34,54 persen dibanding perolehan laba pada 2018 yang hanya sebesar Rp326,13 miliar. Hal ini membuat perusahaan juga menikmati kenaikan laba bersih per saham dasar menjadi Rp140,99 per saham dari Rp104,79 pada 2018.

Pelindo IV juga mengalami kenaikan pendapatan usaha. Pada 2019, perusahaan meraup Rp3,61 triliun, naik 9,4 persen dari pendapatan pada 2018 senilai Rp3,3 triliun. Meski demikian, hal ini turut diikuti oleh kenaikan beban pokok pendapatan dari Rp1,87 triliun pada 2018 menjadi Rp2,12 triliun pada 2019. Pertumbuhan pendapatan ini juga berimbas pada naiknya laba usaha perseroan menjadi Rp667,51 miliar atau naik 21,11 persen dari catatan pada 2018 sebesar Rp551,14 miliar.

Untuk menekan angka liabilitas yang ditanggung, tahun lalu Pelindo IV mengurangi jumlah utang usaha pihak ketiga menjadi Rp485,39 miliar dari Rp608,31 miliar pada 2018. Kemudian perseroan bisa membayar utang jangka panjang dari pihak bank yang membuat perolehan pada sektor ini menurun menjadi Rp25,9 miliar dari Rp38,28 miliar pada 2018.

Padahal pada 2019, Pelindo IV mengurangi aksi korporasi dalm bentuk penyusutan belanja modal atau capital expenditure (capex). Perseroan hanya mengeluarkan dana Rp1,49 triliun pada arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi. Angka tersebut turun 26,23 persen dari capex yang dikeluarkan perusahaan pada 2018 lalu sebesar Rp2,02 triliun.

 

Sudah Produktif di Kuartal Awal 2020

pelindo iv 2

Tak ingin prestasi itu sekadar lewat, Pelindo menerima limpahan rezeki dari aktivitas direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri. Direct call itu dilaksanakan oleh SeaLand (Maersk Line Group) dan kali pertama yang dilakukan dari salah satu pelabuhan Pelindo IV yakni Terminal Petikemas Makassar (TPM) pada Jumat (20/3) lalu. Kemudian direct call kedua berjalan dari Balikpapan, Kalimantan Timur, tepatnya dari Kaltim Kariangau Terminal (KKT) pada Senin (30/3).

Direktur Utama PT Pelindo IV Farid Padang mengatakan, SeaLand melaksanakan direct call dengan mengangkut sejumlah komoditas unggulan dari wilayah tersebut.

“Walaupun saat ini sedang ada bencana wabah virus corona di Indonesia dan beberapa negara lainnya, tapi alhamdulillah Pelindo IV ketiban rezeki dengan direct call perdana kapal milik Sealand dari Balikpapan,” tuturnya.

SeaLand menggunakan kapal MCC Kyoto berkapasitas angkut 1.500 TEUs dengan rute Filipina, Thailand, China, Malaysia, Makassar, Balikpapan, Filipina, China dan Thailand. Menurut dia, rute tersebut merupakan rute yang baru di buka dan ke depan juga akan di buka rute ke India yang kini masih tahap penjajakan. 

Farid menyebutkan bersandarnya kapal MCC Kyoto di dermaga KTT sudah melalui standar prosedur pemeriksaan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona, terutama untuk kapal asing yang masuk. Dengan ini, Pelindo IV menggandeng Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan beberapa instansi pelabuhan setempat.

Menurut Farid, potensi ekspor di daerah pelabuhan Pelindo IV khususnya Kalimantan Timur cukup besar. Ada delapan perusahaan yang setiap bulan berkontribusi lumayan besar terhadap aktivitas ekspor di wilayah tersebut, di antaranya PT Balikpapan Forest Industri, PT Herman Group, PT Sumalindo Lestari Jaya, PT Linda Hanta Wijaya, PT Cipta Krida Bahari, PT Korindo dan PT Tirta Mahakam serta eksportir lainnya di wilayah Kaltim.

“Total kontribusi dari delapan perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor impor di wilayah Kaltim tersebut mencapai 783 box kontainer per bulan dengan komoditas yang dikirim antara lain plywood dan rumput laut,” ungkapnya.

Ia menilai ada beberapa keuntungan yang didapat pengusaha dengan melakukan direct call ke negara tujuan lewat pelabuhan Pelindo IV, daripada harus melalui Jakarta atau Surabaya.

“Ada efisiensi biaya sebesar kurang lebih 50%, terjadi efisiensi waktu antara 9 – 15 hari, barang tidak rusak karena tidak lagi ada double handling, serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena Surat Keterangan Asal (SKA) barang diterbitkan oleh daerah asal,” terang Farid.

Selama ini Makassar selalu menjadi hub untuk direct call dan direct export dari Kawasan Timur Indonesia (KTI). Dengan direct call yang dilakukan SeaLand dari Terminal Petikemas Kariangau, maka sudah ada tiga pelabuhan kelolaan Pelindo IV yang melakukan kegiatan pelayaran langsung ke luar negeri, yaitu TPM, Makassar New Port (MNP) dan KKT.

Dengan direct call yang dilakukan SeaLand, diyakini Balikpapan dan Kaltim serta Kaltara pada umumnya akan semakin maju akibat pertambahan volume ekspor di KKT, yaitu terminal petikemas hasil kerja sama PT Pelindo IV dengan Pemprov Katim.

 

Sumber: Bisnis.comKontan.co.id

Foto: BISNIS/Paulus Tandi Bone & MERDEKA/Arie Basuki

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU