Selasa, 30 April 2024

Pertamina Kembangkan Tiga Depo Biodiesel untuk Meningkatkan Penyaluran B30

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Pertamina berencana mengembangkan depo atau tempat penampungan (storage) untuk produk biodiesel di tiga lokasi pada tahun 2020.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, langkah ini sejalan dengan peningkatan penyaluran program campuran biodiesel 30% pada BBM atau B30 tahun ini yang mencapai 8,38 juta kiloliter (kl).

“Pengembangan storage di tiga lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) yaitu Tanjung Uban, Teluk Kabung dan Tanjung Gerem,” jelas Fajriyah kepada kontan.co.id, Minggu (2/1)

Fajriyah melanjutkan sepanjang 2019 lalu, Pertamina menyiapkan 29 titik storage untuk pencampuran B30 yang kemudian disalurkan ke TBBM di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, Pertamina memiliki 114 TBBM dan seluruh TBBM telah memiliki storage untuk pencampuran B30.

Berdasarkan data Pertamina, Penyaluran biodiesel pada 2018 tercatat sebanyak 3,20 juta kl. Angka ini kemudian meningkat menjadi 5,59 juta kl pada tahun lalu.

Fajriyah menjelaskan, di tengah sejumlah upaya pengembangan penampung biodiesel, Pertamina juga akan mengembangkan kilang hijau pada Kilang Plaju. “Nilai investasi sekitar US$ 600 juta dan ini terbuka kerjasama investasi dengan perusahaan lokal,” jelas Fajriyah.

Masih menurut Fajriyah, selain lewat Crude Palm Oil (CPO) Pertamina juga berkomitmen untuk mengembangkan Bahan Bakar Nabati (BBN) lain untuk dikembangkan pada kilang hijau Pertamina.

Kontan.co.id mencatat PT Pertamina (Persero) memproyeksikan terjadi penghematan impor minyak sebesar Rp 63,4 triliun lewat implementasi biodiesel 30% (B30) tahun ini. Sepanjang 2019 lalu, penghematan impor minyak akibat implementasi B20 terhitung sebesar Rp 43,8 triliun.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penurunan volume impor juga turut terjadi pada medio 2018 hingga 2019.

“Dari volume turun drastis dari semula (2018) sebesar 15,3 juta barel menjadi 10,8 juta barel pada 2019. Selain itu, dari semula impor di 2018 senilai US$ 1,4 miliar turun menjadi US$ 54 juta. Ini memberi kontribusi terhadap defisit neraca perdagangan,” jelas Nicke di Jakarta, Rabu (29/1).

Tak hanya itu, Nicke memaparkan implementasi biodiesel juga berhasil menurunkan volume impor solar dari tahun 2018 sebesar 15,2 juta barel menjadi 6,28 juta barel pada tahun lalu. Pertamina memproyeksikan, penyerapan FAME pada 2020 akan meningkat menjadi 8,38 juta kiloliter atau naik dari realisasi tahun lalu sebesar 5,51 juta kl.

Selain itu, lokasi supply FAME pada 2020 akan tersebar di 28 lokasi. Nicke menambahkan, implementasi B30 diharapkan mampu mendorong serapan tenaga kerja hingga 1,29 juta orang. Angka ini meningkat sebanyak 891.000 orang dari tahun sebelumnya.

Sumber : insight.kontan.co.id

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU