Sabtu, 27 April 2024

Semen Baturaja Ekspansi Bisnis Tanah Liat

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menambahkan usaha baru, yakni white clay (tanah liat). Ekspansi bisnis ini merupakan strategi perseroan untuk menghadapi oversupply di bisnis semen. 

“Kami telah menjajaki potensi bisnis tanah liat ini sejak 2019 lalu. Di tahun ini, kami akan fokus pada ekspansi produk semen dari hulu ke hilir sebagai salah satu strategi perseroan dalam menghadapi oversupply semen,” kata Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim, di Jakarta, baru-baru ini.

Dengan ditambahnya bisnis perseroan tersebut, baru-baru ini Semen Baturaja telah menandatangani kontrak kerja sama jual beli tanah liat dengan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri). Kerja sama ini merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman sinergi antar BUMN yang telah ditandatangani pada tahun 2019. 

“Kontrak kerja sama jual beli tanah liat ini berlangsung selama 3 tahun dengan total volume sebesar 150 ribu ton. Pada 2020, kami akan memasok sebanyak 50 ribu ton tanah liat dengan telah ditandatanganinya jual beli tersebut,” ujar Jobi. 

Jobi menambahkan, jual beli tanah liat ini merupakan salah satu langkah yang strategis bagi perseroan untuk memaksimalkan kinerja di tahun 2020 sehubungan dengan oversupply industri semen yang masih terus terjadi.  Pada 2019, pendapatan dari bisnis jual beli tanah liat ini menjadi kontributor utama setelah pendapatan dari penjualan semen.

Selain itu, perseroan juga menjajaki bisnis bata ringan, beton porous dan mortar. “Bisnis bata ringan dan beton porous saat ini masih dalam kajian dan persiapan oleh tim Research & Development. Sedangkan untuk semen mortar sudah dilakukan trial market di area Lampung mulai bulan Oktober 2019 lalu,” ujar dia. 

Meskipun demikian, Semen Baturaja masih akan tetap fokus pada bisnis inti dengan memaksimalkan penjualan semen di wilayah Sumatra bagian Selatan, sementara mempersiapkan menjajaki dua wilayah pasar baru yang menjanjikan yaitu Pontianak dan Banten.

Menurut Jobi, perseroan tetap optimistis di tahun 2020 ini, dimana permintaan semen nasional akan meningkat dengan masih berlangsungnya berbagai proyek pembangunan dari Pemerintah di wilayah pasar utama Semen Baturaja (Sumatra Selatan, Jambi dan Lampung).

Seluruh wilayah tersebut dapat menyerap kebutuhan semen sebanyak 500 ribu ton. “Selain itu kondisi perekonomian nasional di tahun 2020 juga akan jauh lebih stabil pasca tahun politik di 2019,” papar dia.

Dari sisi laporan keuangan, pendapatan perseroan mencatatkan peningkatan di kuartal III-2019 sebesar Rp 1,42 triliun, naik 3,65% dari periode sama tahun sebelumnya yang memperoleh Rp 1,37 triliun. “Untuk tahun 2020, kami menetapkan target pendapatan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang didukung oleh peningkatan target penjualan semen,” tutur Jobi.

Dia menambahkan, peningkatan pendapatan tersebut juga didukung dengan diluncurkannya beberapa produk turunannya, melakukan efisiensi biaya di beberapa lini, serta menetapkan strategi pemasaran dengan fokus perseroan meningkatkan pangsa pasar di basis Semen Baturaja. Laba yang dapat diatribusikan kepada kepemilik entitas induk di kuartal III-2019 memperoleh sebesar Rp 22,72 miliar, turun 44,42% dibandingkan periode sama tahun lalu yang membukukan Rp 40,88 miliar.  

Laba sebelum beban pajak penghasilan hingga kuartal III-2019 terkoreksi 7,43% menjadi Rp 66,88 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencatatkan Rp 72,25 miliar. Secara total aset, perseroan memperoleh Rp 5,60 triliun pada periode 30 September 2019, meningkat 1,26% dari periode 31 Desember 2018 yang mencatatkan Rp 5,53 triliun. 

Sumber : investor.id

Foto : NERACA

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU