Minggu, 28 April 2024

RUPTL Terbaru PLN, Pembangkit Fosil Kian Menciut 48%

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan salah satu poin penting yang akan tercantum dalam Revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030 yakni perihal bauran energi fosil yang akan berkurang karena memperbanyak bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam negeri.

Hal itu seperti yang dikatakan oleh Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu. Dia mengatakan nantinya dalam revisi RUPTL terbaru tersebut direncanakan akan menargetkan bauran energi fosil ‘hanya’ sebesar 48%, sedangkan target bauran EBT meningkat jadi 52%.

“Melalui RUPTL PT PLN tahun 2021-2030 porsi pembangkit EBT direncanakan lebih besar yaitu 52% dibandingkan pembangkit energi fosil yang hanya 48%,” jelasnya dalam acara sosialisasi Permen ESDM 2/2024, di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Adapun, dia mengatakan pemerintah terus melakukan optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap untuk bisa mendorong bauran EBT untuk menuju target bauran EBT di Indonesia.

“Pengembangan PLTS atap sangat penting dan melibatkan partisipasi dari masyarakat luas yang dapat memberikan manfaat antara lain mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sehingga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, Menghemat listrik di siang hari, dan dapat mengedukasi langsung masyarakat tentang energi terbarukan,” ungkapnya.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menyampaikan tengah melakukan pembahasan terkait perubahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang merancang RUPTL terbaru. Di mana bauran EBT akan meningkat sebanyak 75% sedangkan sisanya sebanyak 25% berasal dari gas.

“Perencanaan yang baru ini akan ada penambahan 75% dari kapasitas pembangkit adalah berbasis pada energi baru terbarukan 25% berbasis pada gas sehingga ini mampu menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis,” jelas Darmamwan di sela acara pembukaan Hari Listrik Nasional, di BSD, Selasa (14/11/2023).

Selain itu, Darmawan mengungkapkan setidaknya ada dua poin pokok yang terdapat di RUPTL terbaru. Pertama, terdapat pembangunan green enabling transmission linne atau transmisi hijau yang memfasilitasi penambahan 32 Giga Watt (GW) yang berasal dari energi hidro dan panas bumi.

“Dalam hal ini ada dua hal pokok adalah pertama pembangunan green enabling transmission line yang sehingga memfasilitasi penambahan 32 GW dari hidro dan juga geothermal,” ungkapnya.

Adapun, yang kedua, lanjut Darmawan terdapat Fleksible power generation smart transmission. “Kemudian juga ada desain in development dari stand of the art ini termasuk fleksibel power Generation Smart transmission, smart distribution, smartmitter, sehingga memfasilitasi tadinya pembangunan hanya 5 GW solar, surya, dan angin. Bisa ditambah dengan 28 GW solar surya dan angin,” tambahnya.

Dia mengklaim hal tersebut merupakan arahan dari Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga momentum pembangunan dan membangun kapasitas nasional.

“Menciptakan lapangan kerja, kemudian juga memberikan kemakmuran bagi rakyat tetapi dalam hal yang bersamaan juga kita menjaga kelestarian daya lingkungan yaitu menyediakan energi yang bersih,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU