Sementara itu, Bendungan Budong-Budong direncanakan memiliki kapasitas air baku sekitar 0,41 liter per detik (lpd). Selain itu, bendungan tersebut akan memiliki kemampuan untuk mereduksi debit banjir sebesar 341,59 lpd. Di samping itu, Bendungan Budong-Budong memiliki potensi mengairi lahan seluas 3.577 hektare. Bendungan pertama di Sulawesi Barat tersebut juga dapat menjadi pembangkit listrik tenaga minihidro dengan kapasitas 0,6 megawatt.
“Semoga Bendungan Budong-Budong ini dapat tuntas tidak hanya tepat waktu, tapi juga tepat mutu, kualitas sesuai dengan rencana dan manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat di Sulawesi Barat,” kata Miftakhul.
Bendungan Budong-Budong akan dibangun oleh kerja sama operasi (KSO) antara PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Bumi Karsa. Biaya konstruksi proyek tersebut mencapai Rp1,02 triliun. Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Kementerian PUPR Taufik mengatakan konstruksi Bendungan Budong-Budong dimulai pada akhir 2020. Penyelesaian konstruksi bendungan pertama di Sulawesi Barat tersebut diperkirakan memakan waktu sekitar 3 tahun atau rampung pada Desember 2023.
Berdasar catatan Bisnis, akan ada 14 konstruksi bendungan yang dirampungkan pada 2023. Ke-14 bendungan tersebut akan membuat total volume tampung bendungan nasional menjadi 3,74 miliar meter kubik.
Sumber : Ekonomi Bisnis