Adapun keempat perusahaan tersebut adalah PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) PT Krakatau Tirta Industri (KTI), serta PT Krakatau Daya Listrik (KDL).
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menyebut, target laba bersih dan EBITDA tersebut didasari pada kinerja anak usaha saat ini. Hingga April 2021, tercatat laba bersih dan EBITDA tercatat masing-masing sebesar Rp153,3 milyar dan Rp344,6 milyar.
“Per April 2021 ini subholding telah membukukan laba bersih dan EBITDA masing-masing sebesar Rp153,3 milyar dan Rp344,6 milyar. Pencapaian tersebut melebihi target laba bersih dan EBITDA, yaitu masing-masing sebesar Rp103,6 milyar dan Rp305,1 milyar,” ujar Silmy, Senin (3/4/2021).
Bahkan, manajemen emiten meyakini sejak 2021 Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel akan mampu mencapai pertumbuhan pendapatan dan EBITDA per tahun rata-rata sebesar 21 persen Compound Annual Growth Rate (CAGR).
Di sisi lain, pendapatan subholding pun diperkirakan tumbuh dari Rp2,5 triliun di tahun 2020 menjadi Rp6,6 triliun di tahun 2025. Sedangkan EBITDA diprediksi tumbuh dari Rp798 milyar menjadi Rp2,0 triliun di tahun 2025.
Sementara dalam hal aset, total jumlah aset subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel per Desember 2020 mencapai Rp6,6 triliun. Diproyeksikan aset akan terus tumbuh secara CAGR sebesar 20 persen menjadi Rp16,5 triliun hingga tahun 2025. Sementara, nilai ekuitas mencapai Rp4,7 triliun yang diperkirakan tumbuh rata-rata per tahun sebesar 23 persen CAGR menjadi Rp13,1 triliun pada periode yang sama.
Silmy juga menambahkan, subholding disiapkan untuk fokus kepada pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan. Diantaranya dengan mengembangkan beberapa proyek strategis yaitu Floating Sollar Cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung, maupun proyek Sea Water Reverse Osmosis yang dapat menghasilkan kapasitas air bersih sebesar 1.000 liter per detik.
“Dengan pengalaman kami yang lebih dari 40 tahun melayani berbagai perusahaan manufaktur di kawasan industri serta dengan potensi yang kami miliki, kami yakin Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini ke depan akan mampu menjadi pemimpin di Asia Tenggara dalam memberikan pelayanan infrastruktur industri yang terintegrasi,” jelasnya.