Kamis, 2 Mei 2024

Corona Tidak Berdampak Pada Pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi, KBI Incar Pertumbuhan 15%

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) tetap optimistis perdagangan berjangka komoditi (PBK) masih akan mencapai target pertumbuhan sebesar 15% pada tahun ini. Sentimen pandemik virus Korona dinilai tak terlalu berdampak pada transaksi di sektor PBK.

Direktur Utama PT KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, secara nasional mungkin isu virus Korona akan memberikan pengaruh, namun tidak bagi PBK. Hal tersebut tercermin dari data perdagangan yang terlihat positif dan terus mengalami pertumbuhan.

“Dengan peran serta semua stakeholder, kami masih optimistis, pertumbuhan di perdagangan berjangka komoditi pada 2020 bisa lebih dari 15 % dibandingkan tahun 2015,” jelasnya dalam keterangan resmi, di Jakarta, baru – baru ini.  

Adapun dalam dua bulan pertama di 2020, rata-rata transaksi harian telah mencapai 40,28 ribu lot (exclude Single Stock). Transaksi trersebut meliputi Komoditi SPA sebesar 69.41%, Index 8.05%, Currrency 7.42%, Primer 15.01% dan Single Stock 0.03%.

“Dari sektor pasar fisik komoditas, untuk transaksi timah murni batangan mencatatkan volume transaksi 2,939 lot,” ungkap Fajar.  Sementara, data volume transaksi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ)  sepanjang tahun 2019  dan didaftarkan di KBI, rata-rata transaksi harian PBK mencapai  30,55 ribu lot (exclude Single Stock).

Transaksi trersebut  meliputi Komoditi SPA sebesar 63,80%, Index 7,83%, Currrency 9,63%, Primer 18,41%, dan Single Stock 0,32%. Dari sektor pasar fisik komoditas, untuk transaksi timah murni batangan mencatatkan volume transaksi 5.436 lot.

Sedangkan untuk Gula Kristal Rafinasi, Volume transaksi selama tahun 2019 mencapai 19.429 lot. Fajar menambahkan, KBI yang berperan sebagai lembaga kliring dan penjaminan traksaksi di perdagangan berjangka komoditas, terus melakukan langkah untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor perdagangan berjangka komoditi ini.

“Pada 2020, selain di transaksi perdagangan berjangka komoditi, sektor pasar fisik kami proyeksikan juga akan tumbuh. Masuknya komoditas Timah batangan  di pasar fisik, diperkirakan juga akan menggairahkan perdagangan di bursa komoditi,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang, mengungkapkan, Covid-19 menambah ketidakpastian dalam investasi dan perdagangan, akibatnya harga komoditi bergejolak semakin lebar.

Namun, hal ini membuka peluang buat hedger dan spekulator untuk memanfaatkan produk-produk berjangka di BBJ. “Ada yang turun tajam, ada yang naik tajam .Ini bisa dilihat dalam volume rata-rata harian selama dua bulan pertama yang sangat meningkat dibanding tahun sebelumnya. Dan kami masih yakin, tahun 2020 akan ada pertumbuhan sebesar 15% dibandingkan tahun 2019,” ujar Stephanus.   

Sumber : investor.id

 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU