Kamis, 2 Mei 2024

Len Industri, PLN dan Pertamina Persero Tandatangani Head Of Agreement PLTS untuk Indonesia

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT PLN (Persero), PT Len Industri (Persero), dan PT Pertamina (Persero) menandatangani Head of Agreement (HOA) tentang kerjasama bidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Indonesia bertempat di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Kamis (3/10/2019).

Melalui Manajer Komunikasi Korporasi
PT Len Industri (Persero) Rastina Anggraeni sinergi tiga perusahaan plat merah ini akan melaksanakan kerjasama dalam bentuk investasi untuk penyelenggaraan bisnis pembangunan PLTS.

Penandatanganan dilakukan oleh PLT. Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani, Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin , dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media (PISM) Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno turut menyaksikan penandatanganan tersebut.

Zakky dalam keterangan resminya mengatakan, “Ketiga perusahaan akan melakukan pembentukan suatu usaha patungan untuk melakukan pengelolaan proyek PLTS di lingkungan perusahaan BUMN dan lainnya.

Kerjasama ini juga untuk mendukung program Pemerintah mencapai target Bauran Energi tahun 2025 sebesar 6,5 GWp (Gigawatt peak). Di lingkungan kita sendiri seandainya semua BUMN memanfaatkan PLTS potensinya bisa di kisaran 1,4 GWp.

Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun kereta, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, pelabuhan, serta gudang-gudang.”

Energi surya adalah sumber energi melimpah di negeri khatulistiwa, Indonesia. Negeri kita memiliki potensi energi matahari hingga 207,8 Gigawatt menurut data Kementerian ESDM atau 560 Gigawatt menurut data Institute for Essential Service Reform (IESR).

Sedangkan pemanfaatan energi surya secara nasional melalui PLTS baru sebesar 94,42 MWp sampai dengan tahun 2018.

Itu artinya pemanfaatan energi surya di Indonesia baru sebesar 0,044% atau 0,017% dari potensi yang dimiliki, kita bahkan masih tertinggal di kawasan Asia Tenggara. Sementara China menempati peringkat pertama negara terbesar yang memiliki kapasitas mencapai 45 GW, disusul Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.

Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014 menyatakan bahwa target bauran EBT sebesar 23%(49,2 GW) pada tahun 2025 dan energi surya memberikan kontribusi sebesar 6,5 GW. Oleh karena itu diperlukan sebuah strategi percepatan pembangunan dan pemanfaatan PLTS di negeri kita ini.

Sinergi BUMN menjadi kunci merealisasikan komitmen tersebut sehingga dapat memberikan banyak manfaat. BUMN akan menjadi role model bagi implementasi green energy di Indonesia dan membantu pemerintah mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca.

Selain itu juga akan membangun citra BUMN Hijau di tengah-tengah masyarakat. Bahkan lebih luas lagi dapat memudahkan akses pendanaan investasi hijau, serta residual value dalam bentuk electricity setelah BEP.

PLN adalah BUMN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum yang memiliki kompetensi melaksanakan tugas pengoperasian dan penyaluran tenaga listrik.

Len adalah BUMN yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang pekerjaan energi terbarukan khususnya PLTS. Dan Pertamina adalah BUMN yang bergerak di bidang usaha minyak, gas, dan energi baru terbarukan yang di dalam aktivitasnya meliputi pengembangan listrik tenaga surya.

 

Sumber : Warta Kini

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU