Senin, 29 April 2024

PGN (PGAS) Optimalkan Peluang Kebutuhan Gas Dunia

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)  Arcandra Tahar mengungkapkan PGAS memiliki posisi strategis dalam penyediaan energi yang ramah lingkungan dan efisien di dalam negeri. Melalui penyediaan gas bumi yang sumbernya masih sangat besar di dalam negeri, PGN dapat memasok kebutuhan Liquid Natural Gas (LNG) ke pasar global yang semakin besar. 

Total produksi gas Indonesia sebanyak 7.000 MMSCFD, sekitar 60-70% digunakan untuk kebutuhan di dalam negeri. Sementara sisanya sebagian besar di ekspor dalam bentuk LNG.

Wood Mackenzie memperkirakan hingga tahun 2030 kebutuhan LNG akan mencapai 550 juta ton per tahun. Sementara pasokan di pasar ditaksir hanya sekitar 450 juta ton per tahun.Dengan adanya gap antara supply dan demand LNG yang cukup besar tersebut PGN dapat memainkan peran pentingnya untuk mengoptimalkan peluang itu.

Arcandra menjelaskan bahwa sebagai inisiator pembangunan infrastruktur dan mengelola lebih dari 80 persen jaringan gas bumi, PGN saat ini baru mengelola sebanyak 900 MMSCFD atau sekitar 15% dari total produksi gas bumi Indonesia per tahunnya. Untuk meningkatkan pasokan dan penjualan gasnya, PGN dapat bekerjasama dengan Pertamina yang sudah memiliki banyak kontrak LNG di luar negeri.

“PGAS dapat bekerjasama dengan Pertamina sebagai holding migas, yang sudah memiliki komitmen kontrak-kontrak gas di luar negeri untuk memasok LNG baik di pasar ekspor maupun di dalam negeri. Karena itu kita perlu PGN yang profesional, yang memiliki kompetensi untuk mengelola gas di dalam maupun di luar negeri, ” ujar Arcandra dalam keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021).
 

Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk memperkuat peran PGAS di dalam negeri. Pertama, Pemerintah mengurangi impor LPG. Caranya dengan mengalihkan industri yang menggunakan LPG dengan LNG ataupun CNG (compressed natural gas) yang dapat diproduksi oleh PGN. Kedua, PGN memperluas penggunaan gas bumi bagi pembangkit listrik milik PLN. 

Melalui sinergi dengan PLN, optimalisasi penggunaan gas bumi di pembangkit-pembangkit listrik ini juga akan mengurangi ketergantungan terhadap energi impor.

“Industri minyak dan gas (migas), yang penuh risiko dan berbiaya besar, membutuhkan peningkatan penguasaan teknologi, sekaligus pemahaman yang baik terhadap aspek komersialnya di Indonesia. Itu yang menjadi patokan PGN saat ini agar bisnis PGN makin efisien dan kompetitif, ” lanjut Arcandra.

PAda tahun 2020 PGN berhasil memangkas biaya pembangunan pipa minyak ke blok Rokan sepanjang 360 km di Riau hingga senilai US$ 150 juta atau lebih dari Rp 2,1 triliun. Ini merupakan efisiensi terbesar yang pernah terjadi di PGN dalam proyek pembangunan infrastruktur migas.

 

Sumber: kontan.co.id

Foto: ILUSTRASI. Perawatan pipa jaringan gas PGN.

 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU