Rabu, 1 Mei 2024

Propek Saham Perbankan BUMN Paska Pemangkasan BI7DDR

ads-custom-5

Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, keputusan penurunan suku bunga sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Hal ini merupakan langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.

Suku bunga acuan saat ini berada pada level terendah sepanjang sejarah, setelah pada bulan November 2020 menurunkannya  menjadi 3,75%.

Menurut Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama keputusan BI menurunkan suku bunga acuan dinilai cukup tepat. Sebab, hal ini sejalan dengan inflasi Januari dan Februari yang diproyeksikan melambat. Terlebih, saat ini pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berupaya meningkatkan daya beli dan juga kepercayaan konsumen lewat stimulus.

Penurunan suku bunga ini memberikan dampak positif bagi sektor infrastruktur, properti dan juga perbankan. 

Saat di masa pandemi, kondisi industri tertekan sehingga menyebabkan banyak perusahaan yang membutuhkan pinjaman untuk menambah modal. Sehingga banyak elemen seperti, pengusaha ataupun ritel yang lebih berani untuk mencari pendanaan melalui pinjaman bank.

Alhasil berpotensi meningkatkan penyaluran kredit perbankan dan diikuti dengan penambahan pendapatan.

Maka dalam hal ini banyak emiten perbankan yang akan mengambil peran dalam penyaluran kredit di tengah penurunan suku bunga acuan. Terutama perbankan buku IV dan buku III menjadi lebih atraktif seperti bank bumn yaitu BTN, BRI, Mandiri dan BNI.

Hal ini terefleksikan dari pergerakkan harga saham emiten bank BUMN. Berdasarkan data Bloomberg, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memimpin reli penguatan di antara saham Bank BUMN. Harga saham BBRI 50 poin ke level Rp4.720 atau naik 1,07% pada perdagangan 19 Februari 2021 pukul 10.42. Disusul saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang menguat 15 poin ke level Rp1.875 atau naik 0,81%, dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang menguat 25 poin ke level Rp6.275 atau naik 0,40%. Sementara itu, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan terpantau stagnan pada waktu yang sama.

 

Geliat Properti Mendorong Peningkatan Kredit Perbankan

Tren suku bunga murah menjadi pendorong meningkatnya minat masyarakat terhadap kredit properti terutama untuk kepemilikan rumah. Tak heran, bila rumah tapak bakal menjadi andalan tahun ini. Bank Indonesia mencatat total kredit kepemilikan rumah dan apartemen sepanjang 2020 mencapai Rp521,6 triliun, tumbuh tipis dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, tetapi masih lambat bila dibandingkan dengan November 2020.

Menariknya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir realisasi investasi di sektor properti yang mencakup pe rumah an, kawasan industri dan perkantoran pada 2020 mencapai Rp76,4 triliun, meningkat 7,45% dibandingkan dengan realisasi sepanjang tahun sebelum nya yang mencapai Rp71,1 triliun. Angka tersebut diyakini terus membaik pada tahun ini.

Target penyaluran kredit Bank Mandiri lebih konservatif dan hanya membidik pertumbuhan KPR 5%. Perseroan tidak terlalu tinggi dalam pasang target karena Bank Mandiri ingin fokus dalam  membidik pembeli rumah pertama agar kualitas aset tetap terjaga. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi salah satu bank pelaksana penyaluran subsidi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan mekanisme Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Tahap pertama tahun ini, BRI telah mendapatkan kuota penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP sebanyak 6.000 unit.

Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kembali meraih kepercayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyalurkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp 8,73 triliun. 

Dana tersebut akan disalurkan perseroan melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi konvensional senilai Rp 7,76 triliun dan KPR subsidi syariah senilai Rp 965 miliar.

Selain itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berencana akan menebar Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) untuk milenial pada tahun 2021. Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, pemberian KPR untuk milenial karena terbukti segmen itu mendominasi daftar pemohon KPR, dengan persentase sebanyak 60 persen pada 2020.

 

Analisa Pergerakan Harga Saham Bank BUMN

sumber : tradingview
sumber : tradingview

Hingga perdagangan saham pada sesi 1 26 Februari 2021, pergerakan harga saham emiten perbankan BUMN, kinerja BBNI dan BBRI lebih tinggi dibandingkan dengan indeks IDX finance. Selama 6 bulan terakhir hingga perdagangan hari Jumat sesi 1 (26/02/2021), saham BBNI meningkat 33,55% dan BBRI meningkat 26,81%. Sedangkan saham BBTN dan BMRI masih dibawah kinerja indeks IDX finance.

Menurut Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama, saham-saham Bank BUKU III dan IV berpotensi naik. Okie merekomendasikan beli BBRI dengan target harga Rp4.740, BMRI dengan target harga Rp7.850, dan BBNI dengan target harga Rp7.900, serta BBTN dengan target harga Rp2.060.

 

 

 

Sumber : Kontan, Liputan6, Finansial Bisnis

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU