Selasa, 7 Mei 2024

Kilau Saham ANTM di Tahun Kerbau Logam

ads-custom-5

Selian emas, salah satu produk ANTM yang sedang digandrungi oleh perusahan manufaktur global adalah nikel. Dimana nikel ini menjadi bahan baku dalam pembuatan baterasi untuk pengembangan kendaraan listik (electric vehicle/EV).

Di dalam negeri sendiri sentimen positif ini semakin kuat dengan adalanya LG Chem dan Tesla Inc. yang berencana untuk membangun fasilitas produksi komponen EV khusunya pembuatan baterai di Indonesia.

 

Target Penjualan Tahun 2021

Secretary Aneka Tambang Kunto Hendarapawoko menjelaskan bahwa produksi bijih nikel pada tahun 2021 sebesar 8,44 juta wet metric ton (wmt). Jumlah produksi nikel ini lebih tinggi 77 persen dibandingkan dengan capaian produksi bijih nikel di tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4.75 juta wmt.

ANTM juga menargetkan penjualan bijih nikel di tahun 2021 naik sebesar 6,71 juta wmt atau 104% lebih tinggi dibandingkan penjualan bijih nikel pada tahun 2020 yang mencapai 3,3 juta wmt. 

Sementara harga nikel diperkirakan berada pada kisaran US$ 16.000-US$ 17.000 per ton untuk tahun ini. 

Sedangkan untuk produksi dan penjualan feronikel di tahun 2021, ANTM menargetkan sebesar 26.000 ton nikelm dalam feronikel (TNi). target penjualan 2021 ini tidak jauh berbeda dari capaian produksi unaudited yaitu sebesar 25.970 TNi dan penjualan unaudited sebesar 26.163 TNi.

Saat ini ANTM memiliki rencana untuk menyelesaikan pabrik pengolahan biji nikel menjadi feronikel di Halmahera Timur. Pabrik yang menelan biaya hingga Rp3,5 triliyn untuk line 1 ini dirancang untuk memproduksi feronikel 13.500 TNi per tahun. 

Kemudian target komiditas ANTM yang lainnya adalah bijiih bauksit. Produksi tahun 2021 ditargetkan mencapai 3 juta wmt atau tumbuh sebesar 93% dibandingkan dengan capaian pada tahun 2020 sebesar 1,55 juta wmt. Sedangkan untuk target penjualan bijih nikel tahun 2021 naik 122% menjadi 2,73 juta wmt dibandingkan dengan penjualan tahun 2020 yaitu sebesar 1,23 juta wmt. Peningkatan jumlah produksi dan penjualan ini untuk memenuhi permintaan pelanggan dan untuk produksi alumina.

Di sisi lain, target produksi dan penjualan emas perseroan tidak seagresif komoditas lainnya. ANTM menargetkan produksi 2021 sebesar 1,37 ton emas yang berasal dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung dengan tingkat penjualan emas mencapai 18 ton emas.

Target itu lebih rendah daripada capaian produksi dan penjualan emas pada tahun lalu. Sepanjang 2020 ANTM mencatatkan volume produksi emas unaudited sebesar 1.672 kilogram atau setara 1,67 ton, sedangkan volume penjualan emas mencapai 21.797 kilogram atau 21,7 ton.

 

Produksi ANTM Terhambat Cuaca Ektrem

Saat ini sedang terjadi fenomena La Nina atau cuaca ekstrem yang sedang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. 

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sejumlah wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami curah hujan mulai Oktober 2020. Hal ini berkaitan dengan adanya anomali cuaca La Nina yang akan menghampiri Indonesia hingga akhir paruh waktu kedua tahun 2021.

Keadaan cuaca yang ekstrem ini berdampak pada proses produksi ANTM.

 

Masuk ke Dalam MSCI Index Indonesia

Sumber : tradingview
Sumber : tradingview

Harga saham ANTM sejak awal tahun hingga 15 Februari 2021 sudah meningkat sebesar 33,04% atau di level Rp2.900 Saham ANTM pun pernah menyentuh harga tertingginya dalam 5 tahun terakhir yaitu di level Rp3.190 pada perdagangan 20 Januari 2021.

Kenaikan harga ANTM ini juga dibarengi dengan peningkatan freskuensi dan nilai perdagangan yang menyentuh angka Rp23,91 triliun dalam kurun waktu 8 hari bursa dalam bulan Februari.

Dari capaian-capaian yang dicatatkan tersebut membuat saham ANTM masuk ke dalam MSCI Index Indonesia, dan akan bersanding dengan saham-saham dengan kapitalisasi besar lainnya seperti Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), Unilever Indonesia (UNVR) dan Telkom Indonesia (TLKM).

Dalam pengumuman Morgan Stanley pada 9 Februari 2021, saham ANTM menggantikan posisi saham PT Ace Hardware Tbk. (ACES) yang dikeluarkan dari daftar.

Morgan Stanley Capital International atau MSCI mengumumkan hasil kajian perombakan portofolio emiten Indonesia itu akan efektif pada penutupan 26 Februari 2021.

Menurut Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan harga ANTM saat ini telah mahal seiring dengan indikator price to earnings ratio (PER) 150,32 kali dan price to book value (PBV) 3,71 kali. 

Sedangkan hadil analisa dari analis Sucor Sekuritas Hasan target harga ANTM menjadi Rp3.900 per saham. Hal itu sejalan dengan katalis positif dari prospek bisnis nikel dan investasi raksasa yang sedang digaet oleh pemerintah.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU