Sabtu, 27 April 2024

Kontrak Baru dan SWF Berpotensi Sokong Laba Adhi Karya di 2021

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Peningkatan perolehan kontrak baru PT Adhi Karya (Persero) Tbk sepanjang 2020 ditambah percepatan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang diberi nama Nusantara Investment Authority akan memberikan benefit besar untuk penguatan kinerja keuangan perseroan pada 2021. Sebagai informasi, akibat pandemi Covid-19, kinerja BUMN konstruksi itu turun tajam pada 2020.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Maria Renata mengungkapkan, besarnya kontrak baru yang dibukukan perseroan hingga pertengahan Desember 2020 menjadi sentimen positif. Perolehan kontrak baru yang pesat tersebut diharapkan menopang lonjakan laba bersih perseroan tahun depan dibandingkan perkiraan semula. Perseroan telah meraup kontrak baru senilai Rp 17,3 triliun hingga akhir November 2020 atau melampaui pencapaian sepanjang tahun 2019 senilai Rp 14,7 triliun.

Perseroan juga telah meraih kontrak baru senilai Rp 1,1 triliun pada awal Desember 2020, sehingga total kontrak baru perseroan mencapai Rp 18,4 triliun dan diharapkan mencapai Rp 20,6 triliun sampai akhir tahun ini. PT Adhi Karya (Persero) Tbk, turut menyelesaikan pekerjaan pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh Seksi 4 (Indrapuri-Blang Bintang) sepanjang 74,2 Km. Perseroan juga tengah mengerjakan proyek LRT jalur I Cawang-Cibubur dengan progres 92,4%, jalur II Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sebesar 76,6%, dan jalur III Cawang-Bekasi Timur sebesar 88,7%. Proyek tersebut juga telah menerima 16 set kereta.

Pengoperasian LRT jalur I diperkirakan mulai semester I-2021 dan beroperasi penuh pada November 2021. Perseroan juga sedang menggarap depo LRT di Bekasi Timur dengan progress sebesar 31,4% dan ditargetkan tuntas pada Oktober 2021. Sedangkan pembayaran kontrak depo tersebut diperkirakan tahun 2022 senilai Rp 4,2 triliun. Pembayaran proyek LRT Jabodetabek yang telah diterima perseroan hingga kini telah mencapai Rp 10,8 triliun dari total anggaran Rp 23,2 triliun.

“Adhi Karya kembali menargetkan penerimaan pembayaran keenam dari proyek LRT senilai Rp 1,3 triliun tahun ini,” tulis Maria dalam risetnya.

Manajemen Adhi Karya akan memfokuskan arus kas operasional tetap positif dengan secara selektif mengakuisisi kontrak baru. Perseroan juga berupaya mempercepat pembayaran proyek yang sedang digarap dan menjajaki relaksasi kredit dari perbankan. Pihaknya juga memperkirakan bahwa prospek industri konstruksi akan cerah tahun depan, seiring dengan peningkatan jumlah anggaran infrastruktur pemerintah, termasuk pembentukan LPI.

Adhi Karya menargetkan peningkatan kontrak baru mencapai 20% tahun 2021. Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ADHI dengan target harga direvisi naik menjadi Rp 1.700. Target tersebut mengimplikasikan perkiraan PE tahun 2021 sekitar 14,4 kali. Target harga tersebut juga mempertimbangkan keputusan BRI Danareksa Sekuritas untuk merevisi naik target kinerja keuangan Adhi Karya tahun 2021.

Hal ini sejalan dengan besarnya raihan kontrak baru perseroan tahun 2020 atau melampaui estimasi. Perkiraan pendapatan tahun depan direvisi naik dari Rp 14,43 triliun menjadi Rp 16,15 triliun. Begitu juga dengan perkiraan laba bersih direvisi naik dari Rp 407 miliar menjadi Rp 422 miliar. Perkiraan kontrak baru mencapai Rp 23,81 triliun dibandingkan estimasi semula Rp 17,75 triliun. Adapun perkiraan laba bersih perseroan tahun 2020 direvisi turun dari Rp 45 miliar menjadi Rp 36 miliar. Perkiraan pendapatan direvisi turun dari Rp 10,92 triliun menjadi Rp 10,61 triliun. Perseroan menargetkan perolehan kontrak baru tahun ini senilai Rp 19,84 triliun atau lebih tinggi dari perkiraan semula yang hanya Rp 15,43 triliun. Salah satu kegiatan konstruksi Adhi Karya.

Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael mengungkapkan, pendapatan dan laba bersih Adhi Karya diperkirakan bertumbuh masing-masing menjadi Rp 15,5 triliun dan Rp 398 miliar pada 2021.

“Adhi Karya satu-satunya BUMN konstruksi yang diperkirakan membukukan pertumbuhan kontrak baru sepanjang tahun 2020,” tulis dia dalam risetnya.

Pertumbuhan kinerja keuangan perseroan didukung oleh enam proyek baru yang sudah diraih dengan total investasi Rp 4 triliun. Proyek tersebut terdiri atas tiga proyek tol, dua proyek pengolahan air limbah, dan satu proyek air bersih. Prospek perseroan juga didukung keputusan pemerintah untuk membentuk LPI. Perseroan berkeinginan untuk melangsungkan penerbitan saham baru dengan target dana Rp 1,4 triliun tahun 2021.

 

Sumber: Investor Daily

Foto: JIBI/Nurul Hidayat

 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU