Selasa, 30 April 2024

TEI 2020 Digelar Virtual, Raup Rp 9 T hingga Keikutsertaan BUMN

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi. Pada 5 November 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia merosot sebesar 3,49% year on year (yoy). Fenomena ini terjadi tak hanya di Indonesia, namun di berbagai belahan dunia lain akibat pandemi Covid-19. Kendati begitu, sejumlah sektor industri nasional optimis resesi tak akan terus menggerus kinerja.

 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani menyampaikan bahwa masih ada titik terang untuk tetap positif menjalankan bisnis di tengah resesi. Pertama, untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Kedua, karena sudah adaptif terhadap keadaan pandemi dan berkurangnya tekanan kebijakan pemerintah. Ketiga, upaya-upaya reformasi kebijakan ekonomi dan birokrasi nasional yang pro-investasi dan penciptaan lapangan kerja yang relatif konsisten.

 

“Keempat, faktor akhir tahun dan tekanan realisasi APBN. Kelima, normalisasi ekonomi yang lancar di negara-negara Asia penting seperti China, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama. Terakhir, semakin dekatnya penemuan dan distribusi vaksin,” urai Shinta dilansir dari Antara.

 

Untuk itu, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tetap mengadakan pameran tahunannya secara virtual yakni Trade Expo Indonesia (TEI) 2020. Pameran perdagangan yang mempertemukan industri nasional berskala kecil hingga besar dengan mitra bisnis antar negara itu dilaksakan dari 10 hingga 16 November 2020.

 

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebutkan, hingga penutupan acaranya, nilai transaksi selama pelaksanaan TEI yang ke-35 ini mencapai US$ 678,1 juta atau setara Rp9,52 triliun. Nilai transaksi tersebut termasuk di dalamnya perdagangan barang, perdagangan jasa dan investasi. Kendati turun 93% dari nilai transaksi pelaksanaan tahun lalu yang mencapai US$10,96 miliar atau Rp153,38 triliun pada TEI 2019, namun pihak penyelenggara memang tak berekspektasi lebih dan tetap memberikan kesan positif.

 

“Transaksi yang terjadi selama TEI 2020 hingga tanggal 16 November sangat menggembirakan dengan jumlah sebesar US$ 678,1 juta. Nilai tersebut akan terus bertambah, mengingat ada beberapa transaksi yang masih dalam tahap negosiasi hingga penutupan showcase produk pada 10 Desember 2020,” ujar Agus saat konferensi pers, Senin (16/11/2020).

 

Di sela TEI ke-35 yang diselenggarakan secara virtual tersebut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Nilai MoU tersebut mencapai US$ 570,92 juta yang melibatkan 60 eksportir dan 42 pembeli dari 15 negara. Ada pula komitmen investasi yang ditandatangani dalam rangkaian acara tersebut. Berbagai forum telah dilakukan selama penyelenggaraan TEI secara virtual. Termasuk juga dengan penyelenggaraan sejumlah business matching.

 

“Jumlah business matching sebanyak 178 permintaan dan menghasilkan transaksi lebih dari US$ 435.000 untuk produk personal care, medical equipment, palm oil, mamin, kosmetik, kopi, teh, buah dan sayuran segar,” terang Agus.

 

TEI 2020 mencatatkan jumlah pengunjung hingga menjelang penutupan sebanyak 7.156 orang di antaranya sebanyak 3.232 orang berasal dari luar negeri yang mencapai 127 negara. Jumlah pengunjung terbanyak berasal dari India 424 orang, Pakistan 160 orang, Nigeria 144 orang, dan Arab Saudi 118 orang.

 

Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga memanfaatkan momentum dengan melaksanakan agenda penting seperti perjanjian kerja sama dengan importir. Misalnya, perusahaan migas pelat merah PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Lubricants (PTPL) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua mitra bisnis dari Australia sekaligus, yakni HLT Australia Pty. Ltd dan Berdi Australia Pty. Ltd. Kerja sama ini sekaligus membuka peluang UMKM binaan Program Kemitraan Pertamina untuk Go Global.

 

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari menuturkan, dengan adanya fasilitas MoU antara perusahaan importir Australia dengan perusahaan agregator ekspor Indonesia yang membawa produk-produk UMKM ke Australia, ini menjadi salah satu upaya untuk mendorong ekspor produk pelumas Pertamina dan produk UMKM binaan Pertamina ke pasar Australia.

 

“Khususnya berkaitan dengan diimplementasikannya Indonesia Australia Comprehensif Economic Partnership Agreement (IA – CEPA) yang telah ditandatangani pada 5 Juli 2020 lalu antara Indonesia dan Australia. Hal itu memberikan peluang akses barang dan jasa dengan kemudahan fasilitas bebas bea masuk atau tarif bea masuk dihapuskan,” jelas Heppy dalam siaran pers.

 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai salah satu bank devisa terbesar di Indonesia juga ikut menyemarakkan TEI 2020 sebagai komitmen untuk mengembangkan potensi bisnis ekspor di Indonesia khususnya pada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Tema yang diusung Bank BRI pada tahun ini adalah ‘The Key to Easy and Secure Export Import Transactions’, di mana pada virtual booth ditampilkan showcase produk digital Bank BRI yang berkaitan erat dengan transaksi ekspor impor, seperti BRITrade Online, Trade Finance Online, dan BRICaMS.

 

“Tampilan produk-produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan awareness terhadap keunggulan Bank BRI dalam layanan digital trade,” ujar Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN Bank BRI Agus Noorsanto.

 

Atas kontribusinya terhadap perdagangan global, dalam acara ini Presiden Joko Widodo secara langsung memberikan anugerah kepada 19 perusahaan eksportir dengan kinerja terbaik sepanjang tahun. Dua di antara perusahaan tersebut merupakan anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Petrokimia Gresik. Keduanya mendapatkan penghargaan Primaniyarta 2020 kategori eksportir berkinerja.

 

“Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada para eksportir yang bertahan serta tetap semangat dalam meningkatkan nilai dan kinerja ekspor. Pandemi dapat menjadi peluang bagi eksportir untuk mengembangkan bisnis dan tetap optimis,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

pelaksanaan trade

 

Sumber: Antaranews, KontanWarta Ekonomi

Infografis: BUMNINFO/Naufal Anjani

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU