Rabu, 15 Mei 2024

Perkuat Kapasitas Produksi Bio Farma, Pemerintah Segera Bentuk Konsorsium Vaksin Merah Putih

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan kementerian akan segera membentuk konsorsium vaksin Merah Putih dalam rangka percepatan pengembangan vaksin Covid-19.

 

Konsorsium ini, akan menunjang Bio Farma dalam konteks produksi, sehingga pada 2021 nanti, kapasitas Bio Farma diperkirakan bisa memproduksi sampai 250 juta unit atau 250 juta ampul vaksin. Konsorsium ini juga akan merangkul perusahaan swasta untuk untuk memproduksi vaksin.

 

Perusahaan swasta yang diincar saat ini sedang menyiapkan diri untuk bisa memproduksi vaksin. Salah satu upaya yang sedang berjalan ialah mengajukan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa mendapatkan izin cara produksi obat dengan baik (CPOB).

 

“Kita harapkan pada waktunya mereka siap memproduksi vaksin. Nantinya produksi di Indonesia memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Nahkan kemungkinan lebih dari 1 kali vaksinasi per penduduk,” tutur Bambang.

 

Ia melanjutkan, konsorsium mencoba mengembangkan vaksin dengan pendekatan cepat, aktif, dan mandiri. Dengan penduduk lebih dari 260 juta maka kebutuhan vaksin bisa mencapai jumlah 300 – 400 juta ampul untuk dua kali suntik per penduduk. Karenanya, pengadaannya membutuhkan kemandirian dalam produksi dan pengembangan bibit vaksin.

 

“Dengan segenap kekuatan di bidang penelitian, salah satunya vaksin juga dikembangkan oleh Lembaga Eijkman, yang sedang mengerjakan vaksin dengan tiga platform yaitu subunit rekombinan baik berbasis sel mamalia maupun ragi, dan mengembangkan pendekatan virus yang dilemahkan,” terangnya.

 

Selain Eijkman, terdapat empat lembaga lain yang mengembangkan bibit beserta vaksin Merah Putih. Lembaga tersebut antara lain Universitas Indonesia dengan platform DNA, RNA, dan Virus Like Particle. Kedua, Institut Teknologi Bandung yang mengembangkan platform Adenovirus. Juga ada Universitas Airlangga dengan platform Adenovirus, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan platform protein rekombinan.

 

“Kita bersyukur ada banyak peneliti yang berupaya meneliti dan harapannya bisa mengembangkan dan melahirkan bibit vaksin yang nantinya siap diproduksi,” tandas Bambang.

 

Sumber: SindonewsBisnis.com

Foto: Istimewa

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU