Jumat, 26 April 2024

PFN Siapkan Produksi Film Biografi Mantan Kapolri Hoegeng April 2020

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Produksi Film Negara (PFN) bersiap kembali membuat film setelah lama vakum. Salah satu film yang sedang diproduksi adalah Hoegeng. Sesuai judulnya, film ini merupakan biografi mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Imam Santoso.
 
“Sudah mulai menyiapkan film Hoegeng. Sudah development dari tahun lalu. Harusnya sih bulan April sudah syuting. Jadi kita siapkan itu. Lalu yang kedua Kabar Merdeka. Kedua film ini harus tayang tahun ini,” kata Direktur Utama Perum Perusahaan Film Negara (PFN) Judith Jubilina Navarro Dipodiputro saat berbincang dengan Medcom.id di kantor Metro Tv, Jakarta.
 
Semasa hidupnya, Hoegeng dikenal karena integritas dan dedikasinya sebagai polisi yang dikenal jujur. Judith pun menganggap cerita Hoegeng sangat layak disuguhkan sebagai pelajaran bagi generasi muda.

“Hoegeng misalnya. Saat ini kita bekerja keras masalah korupsi dan menciptakan pemerintahan bersih. Salah satu tokoh yang merepresentasikan budaya kita yang jujur adalah Hoegeng. Ini akan menjadi misi kami untuk membuatnya ke layar lebar,” ucapnya.
 
Film Hoegeng dijadwalkan melakukan syuting pada April 2020. Namun, Judith mengungkapkan bahwa pemeran Hoegeng belum ditentukan. Pihaknya masih berembuk apakah memakai aktor terkenal atau aktor baru.
 
“Pasti harus memakai aktor terkenal. Tapi bisa juga mengeksplor dengan menciptakan pemain baru. Itu yang kita upayakan. Sedang banyak diskusi siapa yang menjadi pemain utama dan peran lain. Masih diskusi yang sudah terkenal atau artis baru tapi kualitasnya bagus. Sehingga orang menonton Hoegeng murni karena ketokohannya,” jelasnya.
 
PFN memang lebih banyak memproduksi film sejarah dan bertema budaya. Sebut saja seperti kisah Bawang Merah Bawang Putih dan film Kairo yang mengangkat kisah tiga ulama besar Indonesia yaitu Gus Dur, Gus Mus dan Quraish Shihab semasa kuliah di Mesir.
 
“Kairo ini pengenalan Islam moderat di Indonesia. Perjalanan sekolah ke Kairo, Gus Dur, Gus Mus dan Quraish Shihab. Tapi nanti ada 12 orang lain termasuk Gus Sholah. Yang kemudian menjadi tokoh Islam berpengaruh di Indonesia. Mereka tokoh yang sangat berwawasan luas.”
 
“Harusnya ada Bawang Merah Bawang Putih. Orang banyak menganggap itu hanya cerita biasa. Padahal dia punya nilai budaya dan sejarah di kita. Jadi bukan sekadar seolah meniru konsep Cinderella. Sama sekali tidak. Itu adalah kisah dari kerajaan nusantara,” terang Judith.
 

Sumber : www.medcom.id

Foto : Medcom/Elang

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU