Sabtu, 27 April 2024

Inovasi Industri 4.0, Jasa Raharja Luncurkan JR-Ku

ads-custom-5

Masuknya revolusi Industri 4.0 membuat semua stakeholder berupaya keras untuk bertransformasi dan berinovasi, agar bisa mengimbangi perubahan teknologi. Keadaan ini kerap dianggap sebagai ancaman bagi sebagian perusahaan, namun tidak bagi Jasa Raharja. 

Sebagai BUMN, Jasa Raharja menganggap bahwa era 4.0 justru menjadi peluang dan tantangan bagi perseroan untuk lebih adaptif terhadap digitalisasi dalam berbagai aspek.

”Kita harus adaptif terhadap memberikan pelayanan kepada masyarakat, harus serba terbuka dan mengikuti zaman di bidang transaksi keuangan, dan tentu saja memanfaatkan teknologi untuk mengelola human capital,” ujar Dewi, Direktur SDM dan Umum Jasa Raharja

“Kami juga dituntut hadir lebih cepat pada inovasi digital yang tengah berkembang saat ini,” ujar Direktur Utama PT Jasa Raharja, Budi Rahardjo.

 

JR-Ku Inovasi yang Permudah Pelayanan

 

Selain menyesuaikan pola kepemimpinan era generasi milenial, salah satu langkah yang dilakukan Jasa Raharja adalah dengan meluncurkan aplikasi JR-Ku. 

JRku Jasa Raharja2

Aplikasi JR-Ku merupakan wujud digitalisasi pelayanan untuk menciptakan integrasi terkait laporan kecelakaan dan bentuk perlindungan perseroan. Sehingga memudahkan penyaluran santunan secara online, khususnya bagi para korban kecelakaan lalu lintas yang akan klaim.

Pengajuan santunan pada aplikasi JR-Ku dilakukan dengan memasukan NIK korban kecelakaan, nama korban kecelakaan, serta tanggal dan detail lokasi kecelakaan. Kemudian dari data tersebut, pihak jasa kemudian akan bekerja untuk ‘menjemput bola’ ke rumah ahli waris untuk korban meninggal.  Untuk menjamin mekanisme layanan bekerja, JR-Ku bersinergi dengan sejumlah pihak. Rumah sakit dan BPJS Kesehatan untuk penjaminan korban kecelakaan lalu lintas yang terluka. Dukcapil sebagai verifikasi keabsahan ahli waris dan korban kecelakaan, lalu melakukan pembayaran secara transfer atau overbooking untuk korban luka-luka.

Selain berguna sebagai pengajuan santunan online, aplikasi JR-Ku juga dilengkapi dengan fitur berita kondisi lalu lintas terbaru, dan informasi daerah rawan kecelakaan lalu lintas agar pengendara bisa berhati-hati melintasi wilayah tersebut. Lewat aplikasi ini masyarakat bisa melakukan pengecekan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) yang tertera di STNK dengan memasukan nomor polisi dan lima digit terakhir nomor rangka kendaraan pada kolom di aplikasi. Ada pula fitur My Trip yang dapat merekam aktivitas perjalanan pengguna.

“Aplikasi JR-Ku akan mempermudah pelayanan. Masyarakat bisa mengetahui masalah kendaraannya, apakah sudah bayar pajak. Pada saat naik kendaraan umum bisa mengecek apakah kendaraan tersebut sudah memenuhi kewajibannya tentang pemenuhannya pada Jasa Raharja sehingga keselamatan dan keterjaminannya bisa terdeteksi dari awal,” jelas Budi.

Namun, bagi masyarakat yang belum melek teknologi tidak perlu khawatir. Tim Jasa Raharja akan bergerak dan memberikan santunan kepada mereka secara langsung. Mereka akan mengasistensi secara penuh, sehingga masyarakat yang belum melek teknologi tidak harus download aplikasi.

Sementara bagi perusahaan otobus (PO), aplikasi JR-Ku memfasilitasi perusahaan untuk langsung menyetorkan iuran wajib yang dipungut dari penumpang pada saat penumpang tersebut membayar tarif ongkos angkut.

Layanan JR-Ku diyakini dapat mempercepat proses administrasi penyerahan santunan kepada korban atau keluarga korban dan penggantian biaya perawatan rumah sakit. Ini tentu sejalan dengan konsep PRIME (Pro Aktif, Ramah, Ikhlas, Mudah, dan Empati) yang dijalankan Jasa Raharja dalam memberikan layanannya.

JR-Ku; Sinergi BUMN Manfaatkan Big Data

 

Aplikasi-JRKU-Jasa-Raharja-Berikan-Pelayanan-Prima-730x445

Genjot keberhasilan aplikasi JR-Ku, Jasa Raharja menggandeng empat BUMN untuk mengintegrasi pengelolaan data, dan memastikan keterjaminan bagi para penumpang.

Kerjasama Host To Host Data dilakukan oleh Jasa Raharja bersama PT Angkasa Pura (Persero), PT Pelni (Persero), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan Perum Damri.

Kerjasama aplikasi ini diyakini dapat mempermudah pengelolaan data.

“Sehingga dapat mengetahui potensi pendapatan sektor iuran wajib dan memperoleh data pembanding terhadap data data yang selama ini dikirimkan oleh operator alat angkutan umum.” terang Budi.

Selain itu, perjanjian kerja sama ini juga bertujuan untuk pemanfaatan big data baru para pihak, analisis, dan evaluasi terhadap data-data yang dimiliki dan sebagai bahan pertimbangan Jasa Raharja untuk pengambilan keputusan dan kepastian keterjaminan bagi penumpang pengguna alat angkutan umum.

Big data tersebut akan digunakan untuk cross check data yang bisa mengetahui secara real time siapa penumpang yang diangkut oleh ASDP Indonesia Ferry, Pelni, Damri, dan Angkasa Pura I.

Menurut Budi, perjanjian kerja sama integrasi data ini dilakukan dengan memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance sebagaimana arahan dari Badan Pemeriksaan Keuangan RI, untuk memperoleh data pembanding dari pihak ketiga atas data yang dikirimkan oleh operator.

 

Cashless Payment: Jasa Raharja gandeng BNI untuk JR-Ku

 

Seperti diketahui, tugas pokok Jasa Raharja yakni menyerahkan santunan bagi korban kecelakaan angkutan umum Darat, Laut dan Udara maupun korban kecelakaan lalu lintas jalan.

Pelayanan yang diberikan Jasa Raharja kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas tersebar di 29 kantor cabang, 63 kantor perwakilan, 67 Kantor Pelayanan Jasa Raharja (KPJR), dan 1.560 SAMSAT.

Mengoptimalkan sebaran bantuan, Jasa Raharja berupaya untuk melakukan penyerahan santunan dengan sistem cashless, di mana santunan langsung ditransfer ke rekening korban atau ahli waris korban melalui virtual account.

Lewat Aplikasi JR-Ku, Jasa Raharja menggandeng BNI untuk bersinergi dalam Integrated Cash Management. Layanan ini mampu mendukung Jasa Raharja dalam percepatan proses administrasi penyerahan santunan kepada korban atau keluarga korban dan penggantian biaya perawatan rumah sakit.

Integrated Cash Management juga mempermudah operator-operator alat angkutan umum dalam menyetorkan iuran wajib yang disetorkan melalui virtual account.

JRku Jasa Raharja3

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan sinergi BUMN ini sangat penting karena dapat meningkatkan pelayanan kepada publik.

“Kami harapkan pelayanan bisa ditingkatkan terus. Bottom line-nya, kami bisa memberikan yang terbaik bagi penumpang, bisa membuat nyaman para penumpang. Apalagi ada aplikasi JRku yang memudahkan kita untuk berkomunikasi sehingga nyaman. Itulah tugas BUMN, memastikan penumpang nyaman, aman, dan terjamin,” Ujar Gatot.

 

Jasa Raharja Targetkan Spin Off pada 2022

 

Resmi meluncurkan aplikasi JR-Ku pada Mei 2019, Jasa Raharja rencanakan target spin off pada 2022.

Direktur Keuangan Jasa Raharja Myland menjelaskan, Jasa Raharja saat ini telah menyusun peta jalan pengembangan aplikasi JRku. Mereka akan mengembangkan skema monetisasi dari layanan JR-Ku yang saat ini belum diterapkan. Monetisasi tersebut menjadi salah satu tolok ukur penentuan spin off pada 2022.

Menurut Myland, ke depannya, Jasa Raharja menargetkan pemisahan layanan dalam bentuk aplikasi tersebut untuk menjadi unit usaha tersendiri.

“Saat ini kan belum ada monetisasinya, nanti kita lihat lah ke depannya. Dalam perkembangannya, misalnya nanti monetisasi hasilnya bagus Insya Allah nanti ke arah spin off. Masih panjang perjalanannya,” ujar Myland.

Tahun ini aplikasi JR-Ku tengah dikembangkan pada integrasi sistem pembayaran dan penambahan layanan e-wallet. Sedangkan tahun depan akan dikembangkan sistem e-resi baru dengan QR Code, yang dilanjutkan oleh pengembangan pemantauan kecepatan kendaraan dan info Samsat Keliling pada 2021.

Untuk pengembangan layanan Safe My Trip, pada 2022 Jasa Raharja juga akan menggandeng aplikasi navigasi Waze. Selain itu, JR-Ku direncanakan untuk memiliki layanan tiket elektronik untuk perjalanan.

Jasa Raharja memang dinilai memiliki tolak ukur analisa dan evaluasi kecepatan dalam pelayanan. Hal ini dilihat dari bagaimana kecepatan-tanggapan mereka dalam penyelesaian korban meninggal dunia, penyelesaian korban kecelakaan, pembayaran secara transfer ke rekening rumah sakit (overbooking), kecepatan pembayaran ke rumah sakit sejak pasien keluar dari rumah sakit dan survei pascabayar.

Kehadiran aplikasi JR-Ku saat ini pun dinilai cukup optimal karena didukung kerjasama host to host data penumpang, dan layanan integrated cash management. Untuk itu, diharapkan pengembangan sistem yang tengah dilakukan untuk spin off di 2020 dapat semakin memudahkan masyarakat dalam menerima pelayanan.

 

BUMNInfo, Kyt

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU