Jumat, 29 Maret 2024

Pendapatan Baru Anak Usaha Pertamina dari Penjualan Karbon

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info l PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), merupakan anak usaha dari PT Pertamina yang bergerak dibidang energi panas bumi terbesar di dunia dan sekarang memiliki pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon.

Menurut Nelwin Aldriansyah selaku Direktur keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, mengatakan bahwa emiten berkode saham PGEO tersebut berkomitmen untuk turut serta secara aktif melakukan transisi energy.

“Untuk pertama kalinya pada 2022, Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit. Ini membuktikan bahwa operasional PGE telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit sehingga PGE berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE,” ujar Nelwin dalam pernyataan resminya, Jumat (17/3/2023).

Hasil perdagangan karbon di Indonesia menembus US$300 miliar atau sekitar Rp 4.625 triliun menurut pencatatan Asosiasi Pertambangan baru bara Indonesia (APBI) per tahun. Karbon ini berasal dari kegiatan menanam kembali hutan gundul hingga penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah meresmikan perdagangan karbon yang dilakukan di subsector pembangkit tenaga listrik secara mandatory.

Perdagangan karbon dilakukan pada Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang terhubung ke jaringan tenaga listrik PT PLN dengan kapasitas yang lebih besar atau sama dengan 100 MW. Perdagangan ini diimplementasikan melalui 2 mekanisme seperti perdagangan emisi dan offet emisi.

Ada beberapa strategi dan upaya untuk monetisasi terus dilakukan PGEO untuk menjaga kinerja keuangan tetap solid seperti menjaga pendapatan, EBITDA margin ataupun profit margin yang stabil hingga rasio utang yang terjaga.

PGEO mendapatkan laba bersih sebesar US$111 juta pada kuartal III/2022, tumbuh 67,8% dibandingkan dengan pencapaian pada periode sebelumnya sebesar US$66 juta.

“Net profit margin pada sembilan bulan pertama 2022 mencapai 38,8%, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang hanya 24%,” ujar Nelwin.

Keuntungan yang didapat perseroan hingga September 2022 sebesar US$287 juta, meningkat 3,9% dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar US$277 juta. Lalu, perseroan juga berhasil mencatatkan EBITDA sebesar US$244 juta hingga September 2022, tumbuh 10,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$221 juta.

“EBITDA margin PGE pada kuartal III/2022 mencapai 84,7%, naik cukup tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir yang berkisar di 80%,” jelas Nelwin.

Sementara itu, total utang yang dimiliki PGEO dalam jangka pendek ataupun jangka panjang menuru. Pada tahun 2019 sebesar US$1,18 miliar, lalu pada tahun 2022 kuartal III berjumlah US$ 931 juta. Adapun, rasio total debt terhadap EBITDA tercatat 4,6 kali pada 2019 dan turun menjadi 3 kali per September 2022, sedangkan net debt terhadap EBITDA turun menjadi 2,2 kali per September 2022, dari 4 kali pada 2019.

Source: Detik

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU