Sabtu, 27 April 2024

Bio Farma Targetkan Bangun 25 Layanan Imunicare Hingga Akhir Tahun

ads-custom-5

PT Bio Farma (Persero) menargetkan untuk membangun 25 titik layanan  Imunicare hingga akhir tahun. Sampai saat ini jumlah layanan Imunicare baru mencapai 12 titik dan akan mencapai 19 titik pada Oktober.

Demikian diungkapkan Kepala Bagian Manajemen Mutu, Mahsun Muhammadi, pada Media Gathering Bio Farma di Mulberry Hill, Jln. Maribaya, Lembang, Kab. Bandung Barat, Rabu, 11 September 2019. Menurut dia, setiap tahunnya Bio Farma memang menargetkan untuk membangun 25 titik layanan Imunicare. “Kami akan lakukan mapping di seluruh Indonesia, termasuk layanan vaksin. Pada 2020 kami juga menargetkan untuk membangun 25 titik layanan Imunicare,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini Imunicare sudah dibangun di Bandung, tepatnya di Kantor Pusat Bio Farma. Selain itu juga sudah ada di Makasar, Jakarta, Medan, Madiun, Yogyakarta, Bandar Lampung, dan lainnya. “Hingga Oktober kami akan buka lagi di Denpasar, Sukabumi, Tanggerang, dan lainnya. Jadi total akan ada 19 kota,” katanya. 

Ia menuturkan bahwa Imunicare merupakan layanan vaksinasi yang memudahkan masyarakat. Imunicare juga diproyeksikan untuk bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi. “Sampai saat ini masih banyak pekerjaan rumah terkait imunisasi. Melalui Imunicare, kami berupaya memberikan solusi untuk persoalan ini,” tuturnya.

Layanan vaksinasi imunicare ini, kata dia, dibuat untuk menarik milenial dan menengah ke atas. Ini karena, mereka umumnya menginginkan tempat layanan yang nyaman. “Imunicare ini, pendekatannya ke komunitas dan pribadi,” katanya.

Sustainable business

Sementara itu, untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, PT Bio Farma (Persero) menerapkan skema bisnis berkelanjutan (sustainable business). Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan, mengatakan, sebagai industri yang bergerak di sektor farmasi, Bio Farma memiliki komitmen tinggi dalam tata kelola lingkungan. “Kami melakukan reduce, reuse, dan recycle, salah satunya dalam penggunaan air. Kami juga melakukan penghematan dalam penggunaan listrik. Ini jadi lebih hemat kan,” katanya.

Skema bisnis berkelanjutan, kata dia, bukan semata dilakukan Bio Farma untuk mengejar efisiensi. Sasaran utamanya adalah untuk menjaga keberlangsungan lingkungan dan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat.

Penerapan bisnis berkelanjutan sendiri, kata dia, sesuai dengan prinsip Deklarasi Lima UNIDO (United Nations Industrial Development Organization). Deklarasi Lima UNIDO tersebut mengharuskan Industri untuk menerapkan prinsip distribusi kemakmuran (inclusive), dan menjalankan operasi ramah lingkungan, sehingga dapat menghindari penggunaan sumber daya alam berlebih dan dapat menghindari dampak negatif dari kegiatan industri.

Sementara itu, pada Juli lalu Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) & Umum Bio Farma, Disril Revolin Putra, mengatakan, penerapa sustainable business berhasil menekan harga pokok produksi (HPP) sebesar 10 persen-12 persen. Menurutnya, nilai efisiensi setiap produk bervariasi tergantung karakteristik dan komposisi energi serta bahan baku yang dibutuhkan.

“Untuk penerapan bisnis berkelanjutan sendiri, sudah dilakukan Bio Farma mulai dari proses produksi dan bisnis proses. Endingnya sendiri bagaimana tanggung jawab Bio Farma kepada masyarakat,” katanya.

 

Sumber: Pikiran Rakyat

Image: Raisa Hakim

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU