Kamis, 9 Mei 2024

Pembentukan Holding Industri Baterai Indonesia Momentum Penguatan Daya Saing BUMN, Investasi, dan Ketahanan Energi Nasional

ads-custom-5

Tekad Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam persainga industri kendaraan listrik semakin nampak. Hal tersebut diwujudkan melalui pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) yang idirikan sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. 

Pembentukan IBC ditandai dengan penandatanganan perjanjian pemegang saham yang dilangsungkan pada 16 Maret 2021 lalu oleh empat perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi yakni Holding Industri Pertambangan – MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), dengan komposisi saham sebesar masing-masing 25%.

Dilansir dari siaran resmi Kementerian BUMN, Menteri BUMN Erick Thorir menyatakan bahwa pembentukan IBC merupakan strategi Pemerintah khususnya Kementerian BUMN untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia. 

“Kita ingin menciptakan nilai tambah ekonomi dalam industri pertambangan dan energi, terutama nikel yang menjadi bahan utama baterai EV, mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik, dan memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, investasi skala besar seperti ini akan membuka banyak lapangan kerja, khususnya untuk generasi muda kita, ” ujar Erick Thohir.

Indonesia dinilai memiliki potensi untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan bermotor listrik dan baterai listrik. Di sektor hulu, Indonesia memiliki cadangan dan produksi nikel terbesar di dunia dengan porsi cadangan sebesar 24% dari total cadangan nikel dunia. Sedangkan di hilir, Indonesia berpotensi memiliki pangsa pasar produksi dan penjualan kendaraan jenis bermotor yang sangat besar. Diproyeksi pada tahun 2025, kendaraan bermotor roda dua memiliki potensi 8,8 juta unit dan 2 juta unit untuk kendaraan roda empat.

Rencana investasi pendirian IBC hingga US$ 17 miliar atau setara Rp 238 triliun. Nilai investasi tersebut diperlukan untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Empat BUMN yang terlibat dalam konsorsium ini akan membentuk perusahaan patungan bersama mitra bisnis yang dilibatkan dalam proyek masa depan ini.

Lalu, bagaimana dengan laporan kinerja empat BUMN yang terlibat dalam holding IBC?

PT PLN (Persero)
Berdasarkan laporan keuangan pada akhir 2019, jumlah aset tertinggi dimiliki oleh PLN sebesar Rp1.585 triliun dengan 90% merupakan aset tidak lancar. Untuk pendapatan PLN sebesar Rp285 triliun. Untuk beban usaha, sepanjang 2019 PLN merogoh kocek sebesar Rp315 triliun. Sayangnya, di tahun tersebut PLN mengalami kerugian Rp. 29,8 triliun jika tidak memperoleh subsidi. Akan tetapi setelah menghitung subsidi listrik dari pemerintah sebesar Rp. 51,7 triliun dan pendapatan dari kompensasi sebesar Rp. 22,2 triliun, total laba usaha menjadi Rp. 44,1 triliun.

PT Pertamina (Persero)
Pertamina menyusul di posisi kedua dengan total aset Rp939,2 triliun. Namun, meski secara aset Pertamina di bawah PLN, dari sisi pendapatan, sepanjang tahun 2019, Pertamina memperoleh pendapatan tertinggi sebesar Rp764 triliun. Untuk beban usaha, sepanjang 2019 Pertamina kembali terbesar dengan nilai beban usaha sebesar Rp 695 triliun dan mencetak laba sebesar Rp68,6 triliun.

PT Inalum (Persero)
Di tahun 2019, Inalum memiliki total aset sebesar Rp164 triliun dan pendapatan Rp80,6 triliun. Untuk beban usaha Inalum menghabiskan Rp. 74,8 triliun dan memperoleh laba sebesar Rp5,7 triliun.

PT Aneka Tambang
ANTAM memiliki jumlah aset sebesar Rp30,1 triliun dan aset sebesar Rp32,7 triliun. Untuk beban usaha ANTAM di tahun yang sama mencapai Rp31,7 triliun dan memperoleh laba sebesar Rp995 milyar.

Total aset dari keempat perusahaan holding baterai tersebut adalah Rp2.718 triliun, total pendapatan sebesar Rp1.162 triliun, total beban usaha sebesar Rp 1.117 triliun, dan total profit subsidi adalah Rp119,3 triliun.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU