Kamis, 2 Mei 2024

Gandeng Perusahaan Swasta dan BUMN, Pemkot Samarinda Ingin Bangun 2 Pelabuhan Tanpa APBD

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info – Pemkot Samarinda berencana membangun pelabuhan peti kemas dan penumpang dengan kapasitas besar di wilayah Palaran. Sesuai dengan misi menjadikan kecamatan tersebut sebagai wilayah penyangga IKN. Menariknya, pembangunan 2 pelabuhan ini tidak akan menyedot anggaran daerah.

Sepanjang Sabtu kemarin, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengunjungi dua titik di Kecamatan Palaran, yang akan dijadikan sebagai lokasi pelabuhan penumpang dan barang. Sebelumnya, Andi bertandang ke Kantor PT Samudera Indonesia tbk di kawasan Diponegoro. Lalu bergeser ke lahan di Jalan Kelapa, Palaran yang dipersiapkan untuk membangun pelabuhan penumpang. Menggantikan pelabuhan di Jalan Yos Sudarso.

Setelahnya, Andi beserta rombongan mengunjungi lahan di Kawasan Balik Buaya, juga di Palaran. Di lahan seluas 35 hektare itu nantinya akan dijadikan pelabuhan peti kemas yang lebih besar.

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memang berencana menjadikan Palaran sebagai kota satelit. Kepentingannya adalah meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah yang dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam berbagai kesempatan, Andi Harun telah menyampaikan keseriusannya ingin menjadikan Samarinda sebagai wilayah penyangga IKN. Karena itu, pembangunan infrastruktur tidak lagi dipusatkan di wilayah ‘kota’, melainkan bergeser ke Palaran.

Nah, pembangunan 2 pelabuhan ini adalah titik mulanya. Samarinda memang sudah memiliki pelabuhan penumpang di wilayah kota. Tepatnya di Jalan Yos Sudarso. Namun wilayahnya terlalu kecil, selain juga, kawasan tepian Mahakam tersebut masuk proyeksi Teras Samarinda.

Megaproyek gagasan Andi Harun untuk mempercantik wilayah sempadan Sungai Mahakam. Sementara Pelabuhan Terminal Peti Kemas (PTK) Palaran yang sudah eksis, dinilai kurang besar untuk memenuhi kapasitas bongkar muat di masa mendatang.

“Kalau kita melihat kembali ke belakang, salah satu di antara kesepakatan dulu, ketika pelabuhan (penumpang) pindah ke Palaran, seharusnya pelabuhan Yos Sudarso itu ditutup dan berpindah ke Palaran.”

“Karena faktanya kita belum berhasil membangun pelabuhan penumpang di Palaran. Akibatnya Pelabuhan Yos Sudarso belum bisa kita laksanakan untuk pindah ke Palaran. Karena kita belum memiliki pelabuhan penumpang,” ujar Andi usai peninjauan.

Di antara kendala yang dialami pemkot untuk merealisasikan pembangunan 2 pelabuhan tersebut adalah biaya. Karena selain pembangunan Teras Samarinda, pemkot juga sedang membangun ulang Pasar Pagi Samarinda. Sehingga menyedot anggaran dari APBD. Proyek pelabuhan pun untuk sementara terpinggirkan.

Hanya saja, Andi membuka opsi baru. Yakni bekerja sama dengan PT Samudera Indonesia (swasta) dan PT Pelindo (BUMN) untuk membangun pelabuhan penumpang dan barang tersebut. Kerja sama ini berorientasi business to business (btb), alias kedua belah pihak akan meraih keuntungan finansial dari proyek ini.

“Jika lahan ini dimanfaatkan, maka penambahan fasilitas pun akan terwujud. Seperti pergudangan dan parkir kontainernya dengan kapasitas bisa tercukupi untuk 100 hingga 150 tahun ke depan,” lanjut Andi Harun.

Ia berharap pembangunan pelabuhan yang lebih proper ini dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Paling tidak, bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU