Senin, 29 April 2024

BEI Bujuk Freeport Indonesia Untuk Melantai

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong PT Freeport Indonesia untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). “Freeport Indonesia tergolong perusahaan yang menjadi sasaran untuk digiring melantai di bursa. Dimana BEI pada prinsipnya semua perusahaan yang besar-besar kita dekati,”kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, bursa senantiasa menargetkan ada perusahaan mercusuar atau light house yang IPO setiap tahunnya. Adapun karakteritik perusahaan light house memiliki aset lebih dari 3 triliun. Sementara itu, sampai 7 Februari 2024, kata Nyoman, terdapat 4 perusahaan dengan aset besar atau memiliki aset lebih dari Rp250 miliar tengah menanti pernyataan efektif IPO. Namun hingga 15 Februari 2024, BEI belum berhasil mengiring satu perusahaan kategori light house tercatat di papan pencatatan bursa.

Asal tahu saja, meski tahun ini tidak ada BUMN yang bakal IPO. Namun Nyoman Yetna masih berharap BUMN dan anak usahanya bisa meramaikan IPO. Disampaikannya, BEI dan Kementerian BUMN secara reguler melakukan pertemuan karena ada nota kesepahaman antarkedua pihak. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan, serta entitas anak usaha BUMN. “Apa yang dapat kami support untuk BUMN dan anak perusahaan untuk menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut skill up dan transparan. Itu yang kami janjikan dan kami siap mendukung hal tersebut,” pungkasnya.

Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sempat menyatakan bahwa tidak ada perusahaan pelat merah yang akan menggelar pencatatan saham perdana pada 2024. Hal ini karena mempertimbangkan kondisi dan minat pasar. Kementerian BUMN sebelumnya berencana membawa anak usaha BUMN melantai di pasar modal pada 2023, seperti PT Pertamina Hulu energi (PHE), hingga PT Pupuk Kaltim. Namun, rencana ini ditunda lantaran kondisi pasar modal yang masih berfluktuasi. Pada tahun ini, pemerintah juga memastikan bahwa tidak ada perusahaan pelat merah yang akan melakukan pencatatan saham perdana, salah satunya subholding PTPN, PalmCo.

Di sisi lain, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga meyakini perusahaan pelat merah beserta anak usaha tidak akan kekurangan dana, meski tidak menggelar IPO pada 2024. “Kan pendanaan beberapa pilihan, bisa saja joint venture atau cari partner strategis. IPO tidak buat mereka [BUMN] kekurangan dana kan? Tidak lah, karena kita tujuannya untuk ekspansi,” ujarnya.

Arya menyatakan bahwa tertahannya laju IPO pada tahun ini disebabkan oleh kondisi pasar modal yang cenderung wait and see. Oleh karena itu, Kementerian BUMN masih mencermati kondisi perusahaan pelat merah yang berencana melantai di BEI.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU