Proyek strategis jalan tol Kediri-Tulungagungdiperkirakan molor jauh. Proses pembebasan lahan baru sekitar 18 persen.
Sejatinya pembangunan jalan tol Kediri-Tulungagung sudah berlangsung pada 2022. Pada target awal malah tuntas pada 2023. Sayangnya, rencana kerja baru bisa dimulai pada tahun ini.
Kepastian pengerjaan pada tahun ini pun sejatinya belum ada. Sebab, Pemerintah menargetkan pembebasan lahan pada Juni mencapai 75 persen. Artinya target yang harus dicapai kurang lebih 57 persen lagi.
Menurut General Manager (GM) Teknik dan Operasi PT Jasamarga Ngawi (JNKK) Kertosono Kediri Eko Budi Siswandi, seumpamanya target pembebasan lahan 75 persen tercapai, dipastikan pengerjaan jalan tol Kediri-Tulungagung segera dimulai.
“Kami juga terus meng-update progres pembebasan lahannya. Kami belum bisa memulai fisik kalau pembebasan tanah minimal belum 75 persen,” ungkap Eko Budi Siswandi seperti dilansir Jawa Pos Radar Kediri.
Sejak 2022 yang lalu pembebasan lahan masih tarik ulur. Terdapat wilayah yang sudah setuju dengan ganti rugi seperti di Nganjuk. Sebagian wilayah lagi sudah mendapatkan ganti rugi seperti di Desa Ngablak, Maron, Banyakan, Sendang di Kecamatan Banyakan. Serta, Desa Bakalan, Kecamatan Grogol.
“Untuk di Kediri relatif aman. Dari lima desa terdampak sudah ada yang mendapat ganti rugi,” terang dia.
Pihak Jasa Marga berharap pembebasan lahan benar-benar sesuai dengan target, yakni mencapai 75 persen pada Juni 2024. Sehingga, pembangunan fisik segera dilakukan. “Kalau belum mencapai 75 persen, berarti mundur lagi,” ungkap dia.
Meski pembebasan tanah belum tuntas, Eko mengungkapkan bahwa PT JNKK tetap menyiapkan tahapan lelang proyek. “Saat ini izin ke pemegang saham, setelah itu nanti akan diumumkan (lelang proyek,” tandas Eko sembari menyebut lelang akan digelar Februari hingga awal April. Tergantung respons dari pemegang saham.