Senin, 29 April 2024

Kimia Farma Habiskan Rp433 Miliar dari Capex 2022!

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Emiten grup farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), telah membelanjakan sekitar Rp433 miliar belanja modalnya (capex) selama 2022. Jumlah ini lebih rendah dari realisasi investasi 2021.

“Serapan capex Perseroan sekitar Rp433 miliar yang digunakan untuk modal kerja dan pengembangan bisnis. Adapun untuk sumber pendanaan berasal dari internal,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari dikutip dari Bisnis.com.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2021, KAEF tercatat mengeluarkan kas bersih untuk investasi dengan nilai mencapai Rp648,45 miliar. Sementara itu sampai September 2022, arus kas untuk aktivitas investasi berjumlah Rp230,63 miliar.

Lina belum bisa mengungkapkan alokasi capex untuk 2023. Meski demikian, Kimia Farma optimistis industri farmasi memiliki prospek positif di tengah tantangan harga bahan baku yang berlanjut.

Dia mengemukakan bahwa harga bahan baku pada awal 2023 cenderung mengalami kenaikan karena perekonomian global yang belum stabil. Di sisi lain, terdapat risiko gangguan pasokan bahan baku yang mengintai karena China sebagai pemasok utama masih menghadapi penyebaran kasus Covid-19.

“Oleh karena itu, proses sourcing bahan baku untuk 2023 sudah dilakukan sejak kuartal keempat 2022 dengan harga yang mengikat. Dengan demikian kami memperoleh harga yang lebih kompetitif,” katanya.

Kimia Farma menghadapi 2023 dengan modal baru, seiring dengan masuknya investor baru di anak usahanya PT Kimia Farma Apotek melalui penambahan modal senilai Rp1,86 triliun setara 40 persen saham.

Pada akhir Desember 2022, emiten bersandi KAEF ini merampungkan transaksi pelepasan sebagian saham KFA dan menerbitkan saham baru KFA yang diambil oleh Indonesia Investment Authority (INA) dan grup Silk Road Fund Co., Sovereign Wealth Fund (SWF) milik China.

KAEF melepas saham KFA sebanyak pelepasan sebagian saham kepada PT Akar Investasi Indonesia, anak usaha INA, dan CIZJ Limited, anak usaha SRF senilai Rp460 miliar. Selain itu, KFA juga menerbitkan saham baru senilai Rp1,4 triliun yang diserap oleh AII dan CIZJ. Dengan begitu, total nilai transaksinya mencapai Rp1,86 triliun.

Transaksi tersebut mengakibatkan penurunan persentase kepemilikan saham KAEF dalam KFA turun dari semula sebesar 99,99 persen menjadi sebesar 59,99 persen. Namun, Kimia Farma masih menjadi pemegang saham pengendali KFA dan laporan keuangan KFA masih tetap dikonsolidasikan dalam laporan keuangan KAEF.

Lewat masuknya investor baru ini, Kimia Farma berencana mengembangkan segmen ritel farmasi, klinik kesehatan dan laboratorium diagnostika melalui KFA. Apotek Kimia Farma tercatat memiliki 1.195 apotek, 410 klinik dan 72 laboratorium klinik yang tersebar di seluruh Indonesia per Desember 2022.

 

Sumber: bisnis.com

Dok: googleapis.com

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU