Adapun, kinerja dari empat anak perusahaan yang akan tergabung dalam Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini mencatatkan penjualan sebesar Rp2,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp420 miliar pada 2020. Dia melanjutkan, subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini telah mendapatkan dukungan dari Kementerian BUMN.Apalagi, perusahaan tersebut menjadi salah satu portofolio BUMN yang ditawarkan kepada sovereign wealth fund (SWF) milik pemerintah Indonesia Investment Authority (INA). “Kami sedang memproses pembentukan subholding ini, ditargetkan akhir Mei 2021 bisa terbentuk,” tambahnya.
Melalui anak usahanya, KRAS mendorong terciptanya renewable energy sebagai solusi untuk ketersediaan tambahan energi yang efisien dengan membangun fasilitas Floating Solar PV Project yang memanfaatkan area luasan waduk penampungan air. Untuk itu, KTI juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan perwakilan PT Akuo Energy Indonesia yang merupakan bagian dari grup perusahaan renewable energy asal Prancis, Akuo Energy SAS.
Proyek PLTS Terapung ini dibangun dengan memanfaatkan area permukaan waduk penampungan air KTI di Waduk Krenceng, Cilegon, Banten. Proyek yang bertujuan untuk menurunkan biaya pemakaian listrik dan berkontribusi bagi konservasi lingkungan ini memenuhi semua kebutuhan proyeknya dengan mengutamakan penggunaan local content yang sesuai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN)