Senin, 29 April 2024

Manfaatkan Peluang, Kliring Berjangka Indonesia Perkuat Ekosistem Aset Kripto

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau PT KBI tengah menyiapkan bursa khusus untuk aset kripto (crypto asset) pada 2021. Bursa untuk aset-aset kripto di Indonesia sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem perdagangan aset kripto domestik. Selain itu, juga untuk memanfaatkan potensi pasar yang massif.

Potensi aset-aset kripto (crypto asset) sebagai instrumen investasi yang mumpuni di Indonesia dinilai sangat besar. Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT KBI mengatakan, bahwa pasar aset kripto di Indonesia sejauh ini belum mencapai potensi terbesarnya. Padahal, aset tersebut berpeluang memberikan keuntungan yang signifikan bagi investor apabila memiliki regulasi dan ketentuan yang baik. Menurutnya, minat investor di Indonesia pada aset tersebut cukup besar. Dia mengatakan, sudah lebih dari 2 juta investor dari Indonesia yang menanamkan dananya pada aset jenis ini.

“Ini industri yang potensinya bagus sekali, oleh karena itu ekosistemnya kami perkuat selalu,” kata Fajar dalam kunjungannya ke Bisnis Indonesia pada Kamis (18/2/2021).

Ekosistem aset kripto di Indonesia terdiri dari empat sektor. Pertama pedagang aset kritpo (exchanger). Sejauh ini sudah ada 13 perusahaan yang telah terdaftar perusahaan penjual kripto yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Ekosistem kedua adalah kliring yang bertugas menjamin dan menyelesaikan seluruh transaksi aset kripto. Selanjutnya, ekosistem depository atau tempat penyimpanan aset kripto dan bursa terkait akan menjadi ekosistem keempat.

Dari berbagai jenis aset kripto yang telah resmi diperdagangkan, jenis bitcoin paling populer dan menguasai pasar saat ini. Sejauh ini 3 juta investor lokal yang terlibat perdagangan fisik aset kripto. Pada saat awal kemunculan bitcoin, aset kripto tersebut masih diperdagangkan pada level US$5-US$7. Akan tetapi pada akhir tahun 2020, harga bitcoin melesat hingga US$29 ribu. Memasuki awal tahun 2021, kembali melesat hingga mencapai US$50 ribu. 

Pihak PT KBI menyarankan hendaknya hati-hati jika ingin melakukan investasi, karena harga fluktuatif. Fluktuasi harga di pasar aset kripto terjadi karena mekanisme pasar yang berkaitan erat dengan permintaan dan penawaran harga. Untuk itu, investasi aset kripto sebaiknya dilakukan menggunakan dana endapan. Risiko kedua adalah likuiditas aset kripto yang berbeda-beda. Saat ini, ada 8.500 aset kripto dengan tingkat likuiditas beragam. Jika kurang likuid, maka akan kesulitan menjualnya. Belum lagi, keamanan karena bersifat digital sehingga mudah terkena malware. 

Sementara itu, berdasarkan data dari laman coinmarketcap.com pada Kamis (18/2/2021), nilai kapitalisasi pasar aset kripto terpantau sebesar US$1,58 triliun. Angka tersebut naik 2,62% dibandingkan dengan posisi pada Rabu (17/2/2021) kemarin. Bitcoin terpantau menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia dengan US$963,46miliar, disusul oleh Ethereum dengan kapitalisasi sebesar US$219,67miliar. Selanjutnya, Tether memiliki kapitalisasi pasar US$33,12miliar dan Cardano senilai US$29,27miliar.

 

Sumber: market.bisnis

Foto: Ilustrasi Bitcoin diletakkan di atas lembaran uang dolar AS. – REUTERS/Dado Ruvic

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU