Jumat, 26 April 2024

PT RNI Gerak Cepat untuk Tangani Pandemi Corona di Indonesia

ads-custom-5
Ancaman penyebaran virus Corona kian meluas. Per 18 Maret 2020, virus ini telah menjangkiti 227 orang di Indonesia dan diprediksi akan terus bertambah. Berbagai lini masyarakat mulai dari pemerintah hingga korporasi telah bertindak untuk mengatasi pandemi ini.
 
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), BUMN di bidang agroindustri, farmasi, dan perdagangan ini ikut ambil peran dalam penanganan Covid-19. Pihaknya kini tengah melakukan negosiasi dengan China untuk mengimpor peralatan uji atau test kit Covid-19. Rencananya, mereka akan memesan sebanyak 500 ribu test kit.
 
Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga. Berdasarkan keterangannya, RNI hanya tinggal menunggu persetujuan dari Kemenkes.
 
“Kalau ini bisa secepatnya, kalau dikasih izin maka kami langsung kirim pakai Garuda dari Hangzhou, cepat, dua hari juga sampai, jadi kebutuhan kita bisa dicukupi dengan cepat,” tutur Arya.
 
Test kit tersebut telah terbukti mampu mendeteksi virus Corona baru atau SARS-CoV-2 di dalam tubuh seseorang lebih cepat dari tes konvensional. Hasil tes keluar dalam waktu 15 menit hingga 3 jam. Biaya pengetesannya pun akan jauh lebih murah dibanding tes yang telah dilakukan rumah sakit Indonesia sebelumnya.
 
Selain mengimpor ribuan test kit, PT RNI juga bekerja keras untuk memproduksi jutaan masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Awal Maret lalu, Kementerian BUMN menargetkan akan mempersiapkan stok masker sebanyak 6 juta lembar hingga April mendatang.
 
Direktur Utama PT RNI Eko Taufik Wibowo mengakui Februari lalu merupakan masa sulit untuk memproduksi masker karena negeri asal bahan bakunya yakni China tengah terpuruk. Saat ini mereka mengandalkan bahan dari India, sehingga produksi masker bisa kembali normal.
 
“Kami sudah mendapatkan bahan baku dari India,” tutur Eko.
 
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengumumkan bahwa proses negosiasi tengah berlangsung agar distribusi bahan baku masker dari luar negeri bisa dijalankan dengan lancar, meski kebutuhan masker di seluruh dunia pun tengah melonjak.
 
“Perusahaan yang membuat masker, ini kan untuk kainnya, ada kainnya khusus itu dari India diambil. Dari China sih belum bisa, tapi kita lagi usaha terus karena mereka kan penghasil masker, kita lagi usaha, lagi dinegosiasikan dengan China lah. Dan kita lihat kondisi mereka juga, kan mereka sekarang sudah mengalami penurunan masalah corona ini ya,” terang Arya.
 
Dalam hitungan Eko, kapasitas produksi masker yang mampu mereka layani adalah 2 juta lembar per bulan. Pihaknya juga mengklaim sudah menutup akses ekspor masker dan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
 
“Kami menjual masker ini via PT Kimia Farma Tbk,” imbuh Eko.
 
Tak hanya mengimpor test kit dan memproduksi masker, PT RNI juga terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas kebutuhan berbagai alat kesehatan dan farmasi. Lewat anak perusahaan PT Phapros Tbk dan PT Mitra Rajawali Banjaran, PT RNI telah memproduksi 342 item obat antibiotik dan generik. Di antaranya, sebanyak 313 item merupakan obat hasil pengembangan sendiri atau non-lisensi.
 
RNI juga memproduksi alat kesehatan lain seperti alat suntik sekali pakai (ASSP), sarung tangan, dan sebagainya. Kapasitas produksi yang dimiliki saat ini adalah 15 juta unit ASSP dalam satu tahun.
 
Foto: Getty Images
 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU