Kamis, 25 April 2024

BUMN Akan Pasok Jutaan Masker hingga April 2020

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Menteri BUMN Erick Thohir memastikan persediaan masker sebanyak 6 juta lembar akan disiapkan oleh perusahaan BUMN hingga April mendatang. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi penyebaran virus corona di Indonesia. Hanya saja terdapat kendala bahan baku yang bisanya diimpor dari China. Sehingga jika bahan baku habis, BUMN bisa mengandalkan India atau mencari cara untuk menyediakan bahan baku sendiri.

“Bahan bakunya masih ada. Makanya kemarin saya bilang kalau (bahan baku dari) China habis kita cari Eropa. Sekarang Eropa mulai kejadian seperti ini ya kita mesti cari di India. Ke depan masalah bahan baku ini kalau bisa buat sendiri kenapa terganrung negara lain,” ungkap Erick.

Berita baiknya, PT Kimia Farma Tbk akan mendapat pasokan tambahan 6 juta masker hingga April 2020. Sebanyak 3 juta masker masuk pada akhir Maret dan sisanya di April.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan, tambahan itu merupakan pasokan minimal yang sudah terkonfirmasi produsen. Artinya, pasokan masih bisa bertambah banyak. Dia mengatakan, pasokan itu tidak hanya dari PT RNI (Persero) namun ada beberapa produsen lain.

“Angka 6 juta itu minimal yang sudah konfirmasi dari produsen,” kata Verdi.

Dia menjelaskan, pada Februari lalu Kimia Farma telah menyalurkan 8,7 juta masker. Sementara, dari awal Maret hingga saat ini telah menyalurkan 1,7 juta masker. Dengan adanya tambahan 3 juta masker di akhir bulan Maret, maka pasokan yang siap untuk bulan ini saja 4,7 juta masker.

Meski begitu, dia berharap akan terus mendapat pasokan. Sehingga, pada bulan ini diharapkan pihaknya bisa menyalurkan jumlah masker yang sama atau bahkan lebih dari di bulan Februari.

“Kami harapkan minimal bisa sama dengan bulan Februari,” tambahnya.

Untuk bulan ini saja, Kimia Farma berencana mendistribusikan 4,7 juta masker. Sehingga meski dalam permintaan yang sangat tinggi, emiten berkode KAEF ini optimis pihaknya mampu memenuhinya, sengan prioritas distribusi di Jabodetabek.

“Betul, animo masyarakat tinggi, sudah jutaan kita distribusi, tadi saya berikan foto itu kondisi riil sekarang yang ada di Kantor Pusat Kimia Farma yang di Jalan Budi Utomo nomor 1 kita mendistribusikan Kimia Farma apotek se-Jabodetabek,” katanya.

 Verdi menjelaskan, pihaknya tak menimbun masker begitu mendapat pasokan. Masker itu langsung didistribusikan ke masyarakat.

“Total bulan ini kami sudah mendistribusikan 1,7 juta pcs,” imbuhnya.

Per hari ini, pihaknya menyalurkan 500.000 masker ke apotek se-Jabodetabek. Dengan 500.000 ini, Kimia Farma telah menyalurkan 1,7 juta masker pada bulan ini. Akhir bulan ini, pihaknya akan mendapat tambahan pasokan sebanyak 3 juta masker. Jadi, untuk Maret saja setidaknya ada 4,7 juta yang siap disalurkan. Untuk April mendatang, mereka telah siap memasok sekitar 3 juta masker.

Pada Februari lalu, Verdi mengatakan telah menyalurkan 8,7 juta masker. Untuk itu Verdi meyakinkan masyarakat agar tetap tenang dan membeli masker sesuai kebutuhan saja.

“Kebutuhan masyarakat tinggi. (Jadi) yang paling penting kebutuhan masker itu hanya untuk orang sakit. Artinya orang sehat jangan,” pungkasnya.

PT RNI Juga Berupaya Penuhi Demand Masker

Saat ini, BUMN pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia lewan entitasnya PT Rajawali Nusindo juga tengah menunggu impor bahan baku masker dari China dan India untuk memenuhi kebutuhan masker di dalam negeri. Permintaan impor ini dilakukan oleh anak usaha PT RNI.

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengumumkan bahwa proses negosiasi tengah berlangsung agar distribusi bahan baku masker dari luar negeri bisa dijalankan dengan lancar, meski kebutuhan masker di seluruh dunia pun tengah melonjak.

“Perusahaan yang membuat masker, ini kan untuk kainnya, ada kainnya khusus itu dari India diambil. Dari China sih belum bisa, tapi kita lagi usaha terus karena mereka kan penghasil masker, kita lagi usaha, lagi dinegosiasikan dengan China lah. Dan kita lihat kondisi mereka juga, kan mereka sekarang sudah mengalami penurunan masalah corona ini ya,” terangnya.

Direktur Utama PT RNI Eko Taufik Wibowo mengakui Februari lalu merupakan masa sulit untuk memproduksi masker karena negeri asal bahan bakunya yakni China tengah terpuruk. Sehingga saat ini mereka mengandalkan bahan dari India, sehingga produksi masker bisa kembali normal.

“Kami sudah mendapatkan bahan baku dari India,” tutur Eko.

Dalam hitungan Eko, kapasitas produksi masker yang mampu mereka layani adalah 2 juta lembar per bulan. Pihaknya juga mengklaim sudah menutup akses ekspor masker dan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.

“Kami menjual masker ini via PT Kimia Farma Tbk,” imbuh Eko.

 

Sumber: Detik.com, CNBC IndonesiaKontan.co.id

Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU