Rabu, 1 Mei 2024

Inovasi ADHI Untuk LRT Jabodebek

ads-custom-5

Proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana LRT Jabodebek disahkan dengan Penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Pembangunan Prasarana Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit Terintegrasi Di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Dan Bekasi.

Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dengan Direktur Utama Adhi Karya tercatat Kontrak Pembangunan Prasarana LRT sebesar Rp23.391.880.734.000,- (Dua Puluh Tiga Triliun Tiga Ratus Sembilan Puluh Satu Miliar Delapan Ratus Delapan Puluh Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah) sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai 10% namun tidak termasuk Interest During Constructions (IDC) dan Interest During Payment (IDP). Nilai tersebut untuk pekerjaan pembangunan tahap 1 dengan lintas layanan, Cawang-Cibubur, Cawang-Bekasi Timur, dan Cawang-Dukuh Atas. 

Lintas layanan tersebut dilaksanakan Adhi Karya dengan pola design and build serta menggunakan standart gauge (ukuran rel standar 1435 mm). Adapun lingkup pekerjaan Adhi Karya dalam proyek LRT Jabodebek meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang), stasiun, fasilitas operasi, dan depo.

                                                                      

Adopsi Desain Struktur Prancis

 

Jika melihat bangunan LRT di Indonesia, tentunya diketahui hampir seluruh struktur bangunannya dibuat melayang atau elevated. Fenomena struktur LRT Jabodebek yang melayang tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain seperti Dubai, Filipina dan Malaysia struktur bangunan LRT juga dibuat elevated. 

Adhi Karya menyiasati Proyek Pembangunan LRT Jabodebek dengan struktur melayang. Hal ini dilakukan salah satunya karena keterbatasan lahan, dan untuk mempersempit waktu pengerjaan.

LRT Jabodebek dibangun dengan menggunakan struktur utama berwujud ramping dan estetis. Struktur ini merupakan teknologi u-shape girder atau gelagar berbentuk huruf u yang di adopsi dari Perancis. Teknologi ini dipilih karena desainnya ramping, sesuai dengan ketersediaan ruang di Jakarta. Kerampingannya pun tidak memperngaruhi kekuatan struktur secara keseluruhan.

Meskipun ramping, U-Shaped girder memiliki berbagai keunggulan. Salah satunya strukturnya yang all in one, sehingga tersedia walkway dan area perlistrikan dibawahnya. Kecanggihan teknologi ini bahkan membuat Malaysia melakukan Studi Banding ke Indonesia, dan secara khusus meminta ADHI Karya untuk mengajarkan teknologi ini kepada mereka.

 

LRT-2-01

Struktur utama yang ramping menyebabkan komponen struktur lainnya juga sama rampingnya. Pada proyek LRT Jabodebek, ada beberapa komponen pendukung U-Shaped Girder diantaranya adalah Pier Head, Seismic Bearing atau LRB, Kolom atau Pier, Pile Cap dan Pondasi Borpile/ Spunpile. 

Perlu diketahui, untuk pembangunan proyek LRT Jabodebek Adhi Karya memproduksi sendiri girder yang digunakan, dengan mendirikan dua pabrik precast khusus. Pabrik-pabrik tersebut terletak di Sentul dan Pancoran, yang dibangun untuk mempercepat pelaksanaan proyek dan mobilisasi material struktur LRT Jabodebek. Kedua pabrik precast tersebut memproduksi komponen struktur LRT Jabodebek seperti Pierhead, U Box Girder, Box Girder, dan tentunya U-Shaped Girder, serta komponen lainnya.

 

BUMNINFO-ADHIKARYA-USHAPE.png

 

Desain Stasiun Futuristik

 

Salah satu yang unik dari LRT Jabodebek adalah desain stasiunnya yang futuristic dengan inovasi bahan baku berkonsep ramah lingkungan dengan menggunakan Sandwich Panel. Teknologi sandwich panel memiliki lapisan logam yang digunakan sebagai bahan konstruksi untuk menghubungkan bangunan. Kelebihan yang dimilikinya adalah penggunaan sandwich panel dapat memberikan keamanan ekologis, higienis, bagi manusia.

 

BUMNINFO-ADHIKARYA-INOVASI

 

Kemudian, tidak memerlukan finishing tambahan jika menggunakan sandwich panel sehingga secara waktu pengerjaan lebih menguntungkan. Lalu, sandwich panel memilki isolasi suara yang tinggi serta beban yang diberikan rendah di atas pondasi konstruksi.

Tidak hanya itu, penggunaan sandwich panel lebih ekonomis jika dibandingkan dengan penggunaan bata, beton ataupun kayu.

 

LRT Jabodebek Bergerak Tanpa Masinis

 

LRT Jabodebek menjadi moda tranportasi yang dinanti oleh masyarakat urban dan sub urban di Jakarta. Moda transportasi massal ini direncanakan beroperasi dengan sistem persinyalan kereta terbaru dan kali pertama diterapkan pada LRT di Indonesia, yakni Moving Block. Sistem persinyalan moving block LRT Jabodebek mengadopsi software dari Siemens AG Jerman.

Sistem ini dianggap tepat untuk digunakan, karena mampu memperpendek jarak antar kereta yang berdampak pada headway atau frekuensi jarak lalu lintas kereta yang ingin dicapai. Misalnya, headway 2-3 menit. Dari headway yang sempit bisa memungkinkan waktu perjalanan lebih singkat, dan daya angkut yang lebih besar per hari.

 

BUMNINFO-ADHIKARYA-LRT.png

 

“Moving block ini teknologi baru, sinergi Inka dan Len, kalau nggak salah menggunakan software Siemens Jerman yang memungkinkan kereta jalan tanpa masinis, kayak robot aja gitu ya. Tapi bukan berarti nggak ada pengawas di atas kereta, tapi tidak sebagai fungsi masinis,” tutupnya.

Demi menjaga headway kereta 2-3 menit, LRT Jabodebek akan dilengkapi dengan teknologi Automatic Train Protection (ATP). Teknologi ATP merupakan suatu sistem yang diterapkan pada persinyalan kereta untuk dapat melakukan relay terhadap infromasi sinyal, sehingga kecepatan kereta secara otomatis dapat diturunkan atau bahkan dapat diberhentikan jika batas kecepatan kereta mendekati sinyal STOP atau terlalu tinggi.

Teknologi ATP memiliki otomatisasi yang terhubung melalui konektivitas antara perangkat ruang kemudi di lokomotif dan track balise atau sensor pergerakan kereta di lintasan. Adanya teknologi ATP dapat meminimalkan pelanggaran sinyal yang mungkin terjadi akibat adanya kelalaian masinis.

Sebagai alat transportasi baru di Jakarta dan daerah sekitarnya, LRT Jabodebek akan di-design menggunakan tingkat otomasi Grade of Atomation (GOA) level 3. Secara keseluruhan, LRT Jabodebek menggunakan sistem driverless atau tanpa pengemudi. Dengan sistem tersebut nantinya kereta yang digunakan LRT Jabodebek akan diatur perjalanannya secara otomatis. Mulai dari pergerakannya, kecepatannya, hingga waktu berhentinya. Sehingga pada saat LRT beroperasi dapat mencapai keakuratan waktu dengan perjalanan yang cukup singkat.

 

Kyt, BUMNInfo

 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU