Minggu, 28 April 2024

Mega Proyek LRT Jabodebek, Adhi Karya

ads-custom-5

Pembangunan transportasi massal di Indonesia terbilang lebih lambat dibanding negara tetangga. Dengan jumlah penduduk terbanyak nomer 4 di dunia, tentunya membuatan perputaran aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi di Indonesia sangat padat. 

Sebagai ibu kota negara, DKI Jakarta menjadi daerah dengan tingkat kemacetan yang tidak terelakan. Setiap harinya terdapat sekitar 940.000 perjalanan menuju Jakarta, yang berasal dari kota satelit seperti Depok, Tanggerang, Bekasi, dan Bogor. Kurang meratanya sarana transportasi public menyebabkan pembengkakan kendaraan pribadi yang tentunya berdampak pada kemacetan.

Mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia secara massif melakukan pembangunan transportasi massal di Jakarta, diantaranya dengan proyek pembangunan Light Rail Transit di Jabodebek atau LRT. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan percepatan ekonomi Indonesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta.

                                                                                                                                                                    

Apa Itu Light Rail Transit?

 

Light Rail Transit (LRT) atau Kereta Api Ringan adalah moda layanan transportasi penumpang yang beroperasi diatas rel ringan. Ringan dalam konteks ini yakni “diperuntukkan bagi beban ringan dengan gerakan yang cepat,” sehingga tidak mengacu pada berat fisik.

Pada umumnya LRT digerakkan secara elektrik dengan daya yang diambil dari atas melalui Overhead Line (Listrik Aliran Atas) atau Third Rail (Listrik Aliran Bawah). Lintasan LRT bisa sebidang dengan lalu lintas lain dan bisa juga memiliki lintasan khusus atau trem. Mengacu pada kecepatan perjalanannya, lintasan LRT jauh lebih unggul dan aman apabila berjenis trem.

Zul_Mega Proyek LRT_ADHI_Info Utama4

Pada masa kolonial Belanda, trem pernah dikembangkan di Indonesia. Wilayah operasionalnya antara lain Jakarta dan Surabaya. Namun, lintasan khusus kereta api tersebut dihilangkan pada tahun 1960an, karena tidak terawat dengan baik dan sering mogok, sehingga mengganggu lalu lintas pada masa itu.

Kini, LRT telah banyak digunakan diberbagai negara, bahkan telah mengalami modernisasi. Di Indonesia sendiri terdapat tiga proyek pembangunan LRT yakni LRT Sumatera Selatan, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek.

 

Presiden Tunjuk ADHI Kerjakan LRT Jabodebek

 

Proyek pembangunan LRT (Light Rail Transit) Jakarta – Bogor – Depok Bekasi, atau singkatnya LRT Jabodebek merupakan salah satu mega proyek yang saat ini sedang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Gagasan pembangunan transportasi massal berbasis rel ini muncul ketika Adhi Karya hendak melanjutkan Proyek Monorel Jakarta yang kian tersendat. Tersendatnya pekerjaan tersebut karena Pemprov DKI dan Gubernur DKI penerus Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak akan mengabulkan permintaan yang diajukan oleh PT Jakarta Monorail untuk membangun depo di atas Waduk Setiabudi, Jakarta Selatan dan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebab, hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat(PUPR) menyatakan bahwa jika depo dibangun di atas Waduk Setiabudi, dikhawatirkan peristiwa jebolnya tanggul Latuharhari terulang kembali.

ADHI

Adhi Karya yang semula berniat membangun jalur monorel Cibubur-Cawang-Grogol, dan Bekasi-Cawang kemudian mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo untuk mengubah konsep monorel menjadi LRT. Pembangunan moda transportasi massal ini dilakukan karena LRT lebih mudah terintegrasi dengan moda lainnya seperti MRT dan KRL, dibanding monorel yang populasinya lebih sedikit.

Menurut amanah Perpres No 98 Tahun 2015, Presiden Joko Widodo menugaskan KAI dan Adhi Karya untuk menyelenggarakan Prasarana dan Sarana LRT Jabodebek, meliputi pembangunan, pengoperasian, dan perawatan.

Corporate Secretary Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata, menjelaskan penunjukan Adhi Karya untuk mengerjakan proyek tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 98 tahun 2015. Menurut Ki Syahgolang, Adhi Karya mendapat penugasan langsung dari Perpres tersebut.

“Kami dapat PMN (Penyertaan Modal Negara) Rp 1,4 triliun di tahun 2015, kami juga bekerja sesuai Perpres di tahun 2015 juga. Perpres nomor 98 tahun 2015, dan dengan menggunakan uang PMN,” ungkap Ki Syahgolang, Jakarta, Selasa (7/2/2017). 

Dalam misi memeratakan sebaran transportasi massal ini, dalam Perpres tersebut juga disebutkan adanya perpanjangan rute yang tidak hanya Bekasi Timur, Cibubur, dan Cawang saja, melainkan menjadi Cibubur – Bogor, Cawang – Kuningan – Dukuh Atas, Dukuh Atas – Palmerah – Senayan, Senayan – Grogol, dan Cibubur – Bogor. Selain itu juga menugaskan Adhi Karya untuk membangun prasarana LRT terintegrasi meliputi konstruksi jalur layang, stasiun, dan fasilitas operasi.

Perpres No 98 Tahun 2015 kemudian direvisi dengan Perpres No 65 Tahun 2016, yang menambahkan pembangunan depo, juga mengatur pola design and built dengan menggunakan sepur rel yang semula 1.067 mm (narrow gauge) menjadi  1435 mm (standart gauge). Hal ini dilakukan karena mayoritas LRT di dunia dibangun dengan sistem itu, sehingga diyakini akan memudahkan dalam pemilihan dan pembelian sarana. 

Demi percepatan pembangunan, dalam perpres tersebut juga dijelaskan bahwa Adhi Karya tetap dapat melaksanakan penugasan pembangunan LRT, walaupun belum mendapatkan penandatanganan kontrak dari kementerian perhubungan (kemenhub).

“Ya karena memang waktu itu Perpresnya menugaskan kami. Dalam Perpres itu, (nanti) akan dilakukan kontrak. Pokoknya Adhi karya melakukan pekerjaan LRT sesuai Perpres penugasan. Tapi tetap harus ada kontrak, karena di dalam Perpres itu juga menyebutkan nanti akan dibangun kontrak. Ya kami berharap dapat kontrak dalam waktu dekat,” ujar Ki Syahgolang.

 

Rencana Pembangunan LRT Jabodebek

 

Proyek LRT Jabodebek akhirnya dimulai pembangunannya pada september 2015, dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo, di grounbreaking Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

LRT Jabodebek direncanakan dibangun dengan total panjang 81,6 km. Pembangunan prasarana dan sarana LRT Jabodebek ini dilakukan dalam dua tahap. Pembangunan Tahap 1 meliputi rute Cawang-Cibubur (14,3 km), Cawang-Kuningan-Dukuh Atas (10,5 km) dan Cawang-Bekasi Timur (18,3 km).

Zul_Mega Proyek LRT_ADHI_Info Utama6

Pembangunan Tahap II meliputi Dukuh Atas– Palmerah–Senayan (7,8 km), Palmerah-Grogol (5,7km) dan Cibubur-Bogor (25,0 km) 

Struktur Jalur dan stasiun LRT Jabodebek dikonsepkan layang dengan ketinggian antara 9-12 meter di atas permukaan tanah. Pada pembangunan Tahao I, lokasi proyek berada di tepi jalan tol, dan telah mendapatkan izin prinsip dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor TN.13.03- Mn/408 tanggal 19 Mei 2015.

Sedangkan untuk kereta LRT Jabodebek nantinya akan terdiri dari 6 rangkaian kereta yang mampu mengangkut 708 penumpang dalam kondisi normal atau bila sedang sibuk dapat mengangkut 1248 penumpang.

 

LRT-1-01-hres

Baca juga artikel terkait LRT Jabodebek, atau tulisan menarik lainnya.

 

Kyt, BUMNInfo

 

 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU