Sabtu, 27 April 2024

KAI Dapat Pinjaman Rp6,9 T Dari China Untuk Biaya Kereta Cepat

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info – PT KAI (Persero) mendapat dana segar hampir Rp7 triliun dari pinjaman China Development Bank (CDB). Uang itu akan digunakan untuk membayar cost overrun (pembengkakan biaya) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pencairan pinjaman itu sudah diterima PT KAI sejak 7 Februari 2024 lalu.

Adapun pencairan pinjaman itu terbagi menjadi dua, yakni fasilitas A sebesar US$230,99 juta atau setara Rp3,6 triliun (asumsi kurs Rp15.609 per dolar AS).

Lalu, fasilitas B sebesar US$217,08 juta atau setara Rp3,38 triliun. Dengan begitu total pinjaman itu mencapai sekitar Rp6,9 triliun.

Pencairan tersebut pun langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada 7 Februari 2024.

Biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung bengkak. Dalam proposal penawaran yang disampaikan pemerintah China ke Indonesia pada 2015 lalu, Negeri Tirai Bambu menawarkan biaya pembangunan proyek hanya US$5,13 miliar.

Namun, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan biaya itu kemudian bengkak US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,24 triliun (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS).

Untuk menutupi pembengkakan biaya itu, pemerintah sepakat untuk mencari pinjaman.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menegaskan CDB sudah sehati soal pinjaman utang untuk pembengkakan biaya kereta cepat.

Seto menyebut bunga utang pinjaman tersebut sudah turun dari kesepakatan terakhir 3,4 persen. Ia mengatakan CDB sepakat menurunkan bunga utang tersebut ke angka 3,2 persen.

Meski tidak sesuai target awal sebesar 2 persen, Seto berdalih angka 3,2 persen sudah ideal di era sekarang. Ia membandingkan tenor dengan suku bunga yang ditawarkan Pemerintah AS, di mana jauh lebih tinggi dari tawaran China.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU