Jakarta, BUMNInfo | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) siap menjadi operator kapal terbesar di Indonesia dan bahkan dunia. Pernyataan ini disampaikan seiring dengan keputusan BUMN spesialis transportasi air ini untuk mengakuisisi PT Jembatan Nusantara (JN).
Proses akuisisi ditandai dengan penandatanganan Sales Purchasement Agreement (SPA) pada Selasa (22/2/2022) antara JN dan ASDP dengan PT Mahkota Pratama dan PT Indonesia VIP selaku pemilik saham JN.
Proses Akuisisi
Nyatanya, proses akuisisi ini pun tidak terjadi begitu saja. Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin menyatakan jika pihaknya telah melalui proses yang cukup panjang, dimulai dari kerja sama usaha selama dua tahun terakhir. Bukan hanya itu, kerja sama ini pun dibarengi dengan due diligence yang melibatkan lembaga dalam negeri, internasional, dan berbagai stakeholder lain agar prosesnya sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Langkah pengakuisisian ini diambil ASDP sebagai salah satu strategi untuk lebih mengembangkan jasa manajemen dan operator kapal feri, terutama untuk memperbesar jumlah armada yang akan mendukung pertumbuhan masif perusahaan dalam rangka menyambut Initial Public Offering (IPO).
Salah satu perubahan yang langsung terlihat pasca akuisisi ini adalah bertambahnya jumlah armada milik ASDP menjadi 219 unit kapal dari sebelumnya yang hanya 166 unit. Dengan jumlah ini, ASDP berhasil mencatatkan diri sebagai menjadi perusahaan kapal ferry dengan unit terbanyak di Indonesia dan bahkan dunia.
Rencana ASDP Berikutnya
Ke depannya, ASDP berencana untuk menambah kapasitas produksi segmen penyebrangan mengingat sudah bertambahnya jumlah armada kapal yang tersedia. Rencana ini dibuat untuk periode 2020-2024 dengan lintasan yang beragam, di antaranya lintasan komersial reguler, eksekutif, Long Distance Ferry (LDF), dan internasional.
Sebagai tambahan, saat ini ASDP sudah melayani pelayaran untuk 290 rute perjalanan dengan 70 persen di antaranya merupakan rute perintis atau rute yang orientasinya bukan hanya untuk keuntungan semata. Sementara, 30 persen rute lainnya adalah rute komersial.
Sumber: indonesiaferry.co.id dan katadata.co.id
Dok: katadata.co.id