Jumat, 26 April 2024

Bank Syariah Indonesia, Pembawa Misi Perbankan Syariah Nasional ke Peta Global

ads-custom-5

Tiga bank syariah milik negara akan resmi merger dengan bendera PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Penggabungan tiga bank syariah milik BUMN, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, dengan proses yang singkat, kurang dari 5 bulan.

Legal merger diselenggarakan dalam acara opening bell ceremony di Istana Negara yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pukul 13.30 WIB. Acara ini mengubah acara sebelumnya yang rencananya akan bersamaan dengan IDX bell ceremony.

Bank Syariah Indonesia yang merupakan hasil merger akan menjadi bank syariah terbesar nasional dan diharapkan masuk dalam rangking ke-7 terbesar di antara perbankan nasional dan menjadi salah satu pemain top ten global dari sisi kapitalisasi pasar.

Merger Bank Tercepat di Dunia

Berdirinya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang resmi beroperasi 1 Februari 2021 kemarin akan menjadi catatan sejarah merger bank tercepat di dunia. Bagaimana perjalanannya?

Pada September 2020, rencana merger itu sempat terungkap ke publik dengan diperkuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sempat menyebut-nyebut wacana itu. OJK memang memberika dukungan pada penggabungan bank syariah milik pelat merah agar memiliki bank syariah skala global.

Hingga akhirnya, pada 13 Oktober 2020, rencana tersebut resmi diumumkan. Meski rencana pengumuman tersebut sempat ditunda dari semula akan dilakukan sehari sebelumnya. Sepekan kemudian, pada 21 Oktober 2020, disampaikan pengendali bank menggunakan kode saham milik BRIsyariah (BRIS).

Perbandingan Kinerja

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, hanya BNI Syariah yang tercatat membukukan penurunan laba. Sementara itu, Mandiri Syariah dan BRIsyariah membukukan pertumbuhan laba. Mandiri Syariah menyumbang nilai laba paling tinggi terhadap total laba tiga bank syariah BUMN.

PT Bank Syariah Mandiri membukukan perolehan laba bersih perusahaan senilai Rp1,43 triliun per Desember 2020. Jika dibandingan dengan periode tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), laba bersih naik 12,51 persen.

PT Bank BNI Syariah mencatat per 31 Desember 2020 laba bersih tahun berjalan senilai Rp505,11 miliar. Jumlah tersebut turun 16,25 persen dari laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp603,15 miliar. Sedangkan PT Bank BRIsyariah Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 235,14 persen secara yoy menjadi Rp248 miliar per kuartal IV/2020. Dari sisi aset, BRIsyariah tercatat sebesar Rp57,7 triliun atau meningkat 33,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., bakal menjadi pemegang saham terbesar yakni 51,2 persen dan didukung dengan jaringan kantor cabang bank terbanyak dibandingkan dua bank syariah peserta merger lainnya. Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengenggam kepemilikan sebenya 25 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebanyak 17,4 persen, DPLK BRI sebanyak 2 persen dan publik 4,4 persen.

Total aset bank hasil penggabungan ini nantinya akan mencapai Rp 215,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan begitu, bank hasil penggabungan akan masuk ke dalam Top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU