Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pada September lalu, pabrik Bio Farma sudah dipastikan sanggup memproduksi bahan baku vaksin dari Sinovac. Honesti bilang vaksin yang dikembangkan Sinovac bersifat diinaktivasi (inactivated), adapun hal ini sama dengan vaksin yang biasa dikembangkan oleh Bio Farma. Maka dari itu, antara Sinovac dan Bio Farma terjadi transfer teknologi. Namun, bukan teknologi end to end karena secara kompetensi Bio Farma sudah mumpuni, melainkan proses produksi yang harus sesuai dengan standar produksi vaksin Covid-19 di Sinovac.
“Rencana produksi di Bio Farma sekitar 30 juta dosis. Kalau melihat kebutuhan vaksin satu orang harus dua dosis, artinya vaksin tersebut bisa untuk 15 juta orang. Jika ditambah dengan 3 juta vaksin siap pakai dari Sinovac, maka target minimal ada 16,5 juta orang yang akan divaksin pada kuartal I 2021,” jelasnya dalam konferensi pers MarkPlus Conference 2021 Lima Navigasi Menghadapi Tahun 2021 secara virtual, Rabu (9/12/2020).
Honesti mengatakan sejauh ini produsen vaksin di Indonesia hanya Bio Farma, lainnya hanya importir. Adapun Kalbe Farma kemungkinan juga akan membangun kompetensi produksi vaksin. Ia memproyeksikan produksi vaksin di luar Bio Farma akan dilakukan di semester II 2021.
“Ada perusahaan vaksin, tapi vaksin untuk hewan. Pemerintah meminta kami untuk lakukan ekstensi dan pembinaan sehingga pabrik mereka bisa layak produksi vaksin (Covid-19),” kata Honesti.
Foto: GETTY IMAGES/Andressa Anholete