Senin, 29 April 2024

Indofarma Akan Pasok Jarum Suntik dan Distribusikan Vaksin Covid-19

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Indofarma Tbk, anggota holding farmasi pelat merah yang dikepalai PT Bio Farma (Persero) dan PT Itama Ranoraya Tbk menjadi dua perusahaan alat kesehatan dalam negeri yang akan memasok alat suntik untuk vaksinasi Covid-19. Kedua perusahaan ini sudah memproyeksikan bahwa pengadaan jarum suntik ini bisa berpotensi mendulang pendapatan di tahun depan.

 

Direktur PT Indofarma Tbk Hery Triyatno menjelaskan, penjualan produk-produk Indofarma di tengah pandemi didominasi oleh produk yang berhubungan dengan Covid-19. Misalnya dari segmen pharma, penjualan obat didominasi dari Oseltamivir dan Remdesivir. Sementara dari segmen alat kesehatan, penjualan didominasi dari Alat Pelindung Diri (APD) dan diagnostik baik rapid test maupun PCR. Alat kesehatan lainnya yang akan dipasok Indofarma untuk mendukung penanggulangan Covid-19 adalah jarum suntik.

 

“Jarum suntik hasil produksi Original Equipment Manufacturer (OEM) akan dipasok untuk mendukung vaksinasi mandiri,” jelasnya dilansir dari Kontan.co.id, Selasa (1/12/2020).

 

Kendati demikian, hingga saat ini Herry belum bisa menjelaskan lebih lanjut tentang jumlah jarum suntik yang akan dipasok emiten berkode saham INAF tersebut dalam program vaksinasi Covid-19. Ia hanya menegaskan bahwa pasar yang sejauh ini dapat dilihat adalah sebagian dari vaksin mandiri dan vaksin pemerintah jika Indofarma memenangkan tender.

 

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan Indofarma mampu memproduksi 100 juta jarum suntik di 2020. Di tahun depan, Wiku memproyeksikan bahwa INAF mampu meningkatkan kapasitas produksi mencapai 300 juta jarum suntik untuk vaksinasi Covid-19.

 

“Mengenai hal itu, masih dalam tahap finalisasi dan berupa proyeksi. Jika sudah final maka akan segera disampaikan langsung kepada publik,” kata Wiku.

 

Berbeda dengan Indofarma yang belum banyak berkomentar soal teknis produksi dan distribusi, perusahaan distributor alat kesehatan Itama Ranoraya mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memegang kontrak supply jarum suntik ke pemerintah untuk kebutuhan vaksinasi Covid-19. Emiten berkode saham IRRA itu telah mendapatkan order untuk pengadaan jarum suntik Auto Disable Syringe (ADS) dari pemerintah. Pada 27 November 2020, IRRA telah melakukan penandatanganan kontrak Sales and Purchase Agreement (SPA) sebanyak 111 juta unit jarum suntik ADS.

 

“Pada 27 November 2020, kami telah melakukan penandatanganan berupa penyediaan 111 juta pieces jarum suntik ADS berukuran 0,5 ml dengan Kementerian Kesehatan. Dan pengadaan tersebut untuk persiapan program vaksin Covid-19 Pemerintah,” kata Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif, Minggu (29/11/2020).

 

Direktur Pemasaran dan Penjualan IRRA Hendry Herman mengungkapkan, saat ini penggunaan jarum suntik ADS di Indonesia masih berkisar 20% dan 80% masih berupa syringe konvensional. Di pasar ADS, pangsa pasar IRRA mencapai 70%. Dengan adanya program WHO tersebut, IRRA yakin pertumbuhan bagi produk ADS akan meningkat pesat, di pasar Indonesia maupun global. Maka dari itu, Hendry menegaskan, perlu percepatan produksi untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut.

 

“Jadi sebelum adanya pandemi Covid-19, kami meyakini permintaan jarum suntik ADS akan terus meningkat dengan adanya program WHO tersebut. Dan tahun ini terjadi pandemi Covid-19, yang diikuti program vaksin Covid-19 secara global termasuk Indonesia, sehingga pemakaian jarum suntik untuk tahun depan akan meningkat atau terjadi windfall untuk permintaan jarum suntik vaksin Covid-19,” kata Hendry.

 

Selain menyediakan alat jarum suntik, Indofarma juga tengah menyiapkan infrastruktur untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 yang telah tiba di Indonesia, Minggu (6/12/2020) malam. Hery mengatakan bahwa perseroan melalui anak usahanya, PT Indofarma Global Medika (IGM), akan siap mendistribusikan sesuai dengan rencana dan timeline dari holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero).

 

“Di IGM sedang menyiapkan infrastruktur. Platform teknis sedang disiapkan Direktur Digital Health Care Bio Farma,” tutur Hery dikutip Bisnis.com.

 

Akan tetapi, Hery belum bisa menjelaskan lebih lanjut jumlah dosis yang akan didistribusikan oleh perseroan. Dikarenakan, distribusi vaksin juga akan dilakukan oleh anggota holding BUMN Farmasi lainnya yakni PT Kimia Farma Tbk. Hery mengungkapkan bahwa proyek distribusi itu tentu akan berdampak positif perseroan untuk dapat mengakselerasi kinerja keuangan. 

 

Sebagai informasi, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia dan akan didistribusikan untuk penggunaan prioritas kepada para tenaga kesehatan di Pulau Jawa dan Bali. Sebelum didistribusikan, pemerintah bakal segera meminta perizinan penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Adapun, vaksin tersebut buatan Sinovac yang telah diuji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020. Pemerintah juga tengah mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin untuk tiba di Indonesia pada awal Januari 2021.

 

Selain vaksin dalam bentuk jadi, pemerintah juga mengungkapkan dalam bulan ini juga akan didatangkan sebanyak 5 juta dosis vaksin dan pada Januari 2021 dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.

 

BUMNINFO/Rahma Aulia
BUMNINFO/Rahma Aulia

 

Sumber: Kontan, Bisnis Indonesia

Foto: ADOBE STOCK/ANTON

Infografis: BUMNINFO/Rahma Aulia

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU