Jakarta, BUMNInfo | Peternak ayam petelur di Blitar melalui Koperasi Putera Blitar menggandeng PT Berdikari (Persero) untuk ikut membantu peternak memasarkan telur ayam mereka untuk diserap pasar. Kerja sama ini berangkat dari permintaan telur ayam yang menurun seiring krisis pandemi virus corona atau Covid-19 yang terjadi di seluruh Indonesia.
Ketua Koperasi Putera Blitar Sukarman menyatakan dengan adanya PSBB menyebabkan harga telur di Blitar sempat di bawah HPP. Hal ini diperparah juga dengan beredarnya telur tetas infertil di pasar tradisional.
Menurut Sukarman, sebelumnya harga telur ayam di Blitar ada di kisaran Rp 15 ribu per kg, namun PT Berdikari bersedia membelinya dengan harga Rp 16.500 per kg. Ia menambahkan bahwa, setelah transaksi tersebut, harga telur ayam di Blitar kini mulai naik ke harga Rp 16 ribu per kg.
Rencananya, untuk tahap pertama mereka akan mendistribusikan sebanyak 5.040 kg telur ayam ke pasaran.
“Ke depan, harapan kami adalah harga telur normal kembali sesuai Permendag, dengan batas bawah Rp 19 ribu dan batas atas Rp 21 ribu,” tambahnya.
Di kesempatan lain, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita, menyambut baik bentuk kerja sama seperti ini, dan bersedia untuk terus mendampingi dan memfasilitasi berbagai macam terobosan yang dapat mempermudah distribusi dan penjualan produk-produk peternakan.
Menurutnya, hal tersebut sudah sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memastikan produksi dan distribusi pangan tetap terjaga dengan baik. Ia kemudian menyampaikan bahwa Ditjen PKH akan terus fokus untuk memastikan ketersediaan pangan asal hewan dan juga mengamankan jalur distribusinya.
“Apalagi protein hewani seperti telur ayam yang sangat diperlukan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan tubuh” pungkasnya.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya