Jumat, 26 April 2024

Bio Farma Ditargetkan Spin Off Bisnis di Semester I-2023

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, PT Bio Farma (Persero) akan melakukan spin-off usaha pada semester I-2023 ini, yang akan menyasar aktivitas bisnis dalam grup Bio Farma di bidang manufaktur. Langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan peran Holding BUMN Farmasi dalam menjaga ketahanan kesehatan di Indonesia.

“Ini kita harapkan kalau tahun ini kita akan melakukan Spin off dari Bio Life and sciences Company untuk bisa betul-betul fokus kepada pengembangan produk dan juga kepada manufaktur daripada bio life dan sciences product, kita harapkan ini juga menjadi momentum untuk bisa meningkatkan efektivitas dari peran holding,” kata dia dalam momen HUT ke-3 Holding BUMN Farmasi, di Jakarta, Selasa (31/1).

“Mudah-mudahan momentum ini betul-betul bisa dimanfaatkan oleh BUMN Farmasi grup Biofarma grup untuk bisa menciptakan nilai dan juga menjadi pionir dan menjadi pendorong ketahanan di bidang kesehatan,” sambung Pahala.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyebut kalau spin-off memang masuk dalam rencana perusahaan. Apalagi, saat ini Bio Farma menjalankan fungsi operasional sekaligus manajemen holding. Dia berharap, soin off ini mampu meningkatkan fokus Bio Farma.

“Jadi memang spin off ini dimaksudkan untuk memisahkan fungsi holding dan fungsi operating, sekarang kan Bio Farma masih menjalankan 2 fungsi itu, sebagai holding dan sebagai oeprating, dan ini juga membuat kita tidak fokus, sementara kita juga harus melakukan koordinasi dan juga meningkatkan value dari anak perusahaan kita Kimia Farma, Indofarma, dan Inuki,” urainya.

Nantinya yang menjalankan operasional akan ditangani oleh PT Industri Nuklir Indonesia alias Inuki. Sementara itu, Bio Farma akan fokus menjalankan fungsi manajemen holding. “Oleh sebab itu, ini dalam proses ini Bio Farma Operating ini akan kita spin off ya, vehicle-nya adalah Inuki nantinya, sehingga nanti diharapkan Bio Farma itu fully sebagai strategic controler jadi konsep holding,” ungkapnya.

Sementara itu, ekosistem kefarmasian akan ditangani oleh Kimia Farma yang disebut sudah memiliki ekosistem, mulai dari klinik hingga apotek. Honesti menyebut kalau Kimia Farma juga fokus pada aspek medical device dan obat herbal, di sisi lain, Inuki turut fokus dalam layanan produk kesehatan berbasis nuklir.

Ke depannya hasil spin-off perusahaan akan melirik produk-produk bio science. Ini juga akan didukung lewat pabrik canggih yang akan dibangun Bio Farma di Karawang, Jawa Barat tahun ini. Di samping itu, akses korporasi ini juga jadi satu strategi untuk mengejar nilai perusahaan yang ditarget mencapai USD 10 miliar dalam beberapa tahun kedepan.

“Jadi memang keinginan kita untuk men-spinoff ini membuat value creation itu bisa lebih terjadi lebih cepat, tadi pak wamen juga mengatakan 5-10 tahun lagi ktia akan menjadi USD 10 billion company, dan sekarang kita baru sekitar Rp 22 triliun, untuk menjadi Rp 100 triliun tentunya membutuhkan satu transformasi yang sangat fundamental,” urainya.

“Untuk sebab itulah kami disini dnegan teman-teman Kimia Farma, Indofarma dan Inuki kita punya komitmen yang kuat bagaimana semua proses ini bisa dijadikan lebih bagus ke depannya,” pungkas Honesti.

Source : Merdeka.com
Dokumentasi : Suara Surabaya

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU