Senin, 29 April 2024

Kenapa Harga BBM Pertalite Tidak Ikut Turun Seperti Pertamax?

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Di awal Januari ini, badan penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) kompak melakukan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi di Indonesia. Di mulai dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BP-AKR dan PT Vivo Energy Indonesia yang telah menurunkan harga BBM non subsidi pada 1 Januari 2023. Lalu, disusul Pertamina kemarin, Selasa (03/01/2023). Terakhir, Shell Indonesia ikut menyusul menurunkan harga jual BBM-nya pada hari ini, Rabu (04/01/2023).

Untuk Pertamina, BBM non subsidi yang mengalami penyesuaian harga di antaranya adalah jenis Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite dan Pertamina Dex. Harga BBM Pertamax turun Rp1.100 per liter menjadi Rp12.800 per liter dari sebelumnya Rp13.900 per liter pada periode Desember 2022. Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp1.150 per liter menjadi Rp14.050 per liter, dari sebelumnya Rp15.200 per liter dan produk Dexlite kini dihargai Rp16.150 per liter, turun Rp2.150 per liter dari sebelumnya Rp18.300 per liter. Terakhir, ada Pertamina Dex yang saat ini dibanderol Rp16.750 per liter, turun Rp2.050 per liter dari sebelumnya Rp18.800 per liter.

Meski demikian, penurunan harga ini tidak terjadi sama sekali untuk jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), yaitu Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi. Kedua BBM tersebut hingga saat ini masih bertahan masing-masing di harga Rp10.000 dan Rp6.800 per liter. Padahal, harga BBM non subsidi, Pertamax misalnya, setidaknya sudah turun dua kali sejak Oktober 2022 lalu.

Alasan Harga Pertalite Tidak Turun

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan, harga BBM Pertalite dan juga Solar subsidi belum mengalami penurunan karena pada dasarnya harga jual kedua BBM tersebut hingga saat ini masih lebih rendah dari harga keekonomiannya. Salah satu penyebabnya adalah subsidi yang pemerintah diberikan pemerintah BBM Pertalite dan Solar subsidi.

Erick juga menyebut, harga keekonomian Pertalite kini masih sebesar Rp11.100 per liter. Artinya, pemerintah masih memberikan subsidi sebesar Rp1.100 per liter untuk setiap penjualan BBM Pertalite.

“Ini tentu berbeda dengan BBM non subsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah,” ungkap Erick pada Selasa (3/1/2023), dikutip cnbcindonesia.com.

“Catatan penting juga BBM yang dibantu pemerintah seperti Pertalite itu yang harga dunianya masih tinggi, harga jual kita masih Rp 10 ribu/liter, itu masih dibantu pemerintah Rp 1.100 rupiah. Jadi luar biasa pemerintah ini membantu masyarakat,” lanjutnya.

Sebagai perbandingan, harga BBM setara Pertalite atau bensin dengan nilai oktan (RON) 90 yang dijual SPBU swasta saat ini juga masih di atas Rp 11.000 per liter.

SPBU Vivo misalnya, per 1 Januari 2023 membanderol BBM Revvo 90 sebesar Rp11.800 per liter. Sementara SPBU BP menjual BP 90 pada harga yang lebih tinggi lagi yakni Rp12.940 per liter.

Lalu, apakah ada kemungkinan jika ke depannya harga BBM Pertalite akan diturunkan juga?

Menurut keterangan Kepala BKF Febrio N. Kacaribu, untuk BBM subsidi sangat tergantung pada harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP), kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan juga volume pemakaian BBM kedua jenis tersebut. Perlu diketahui, harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Desember 2022 ambrol menjadi US$76,66 per barel dari US$87,50 per barel pada November 2022.

 

Sumber: cnbcindonesia.com

Dok: suarasurabaya.net

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU