Pada 25 Maret 2021, emiten perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Hasil rapat tersebut mengahasilkan keputusan bahwa BBRI akan membagikan dividen sebesar 65 persen dari laba 2020 senilai Rp98,91 per saham. Sementara itu, sisanya sebesar 35% atau sebesar Rp 6,52 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
BBRI akan memberikan dividen tunai sebesar Rp12,13 triliun. BBRI tetap memberikan meskipun laba bersih di tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun 2019. Dimana di tahun 2020 BBRI membukukan total laba bersi konsolidasian sebesar Rp18,65 tirilun atau lebih rendah 45,65% year on year.
Konsistensi emiten bank pelat merah ini merupakan perusahaan yang tidak pernah absen dalam membagikan dividen sejak go public pada tahun 2003.

Berdasarkan laporan tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di tahun 2019, rasio pembayaran dividen (DPR) dalam 9 tahun mengalami peningkatan atau periode buku 2011-2018. Selama periode tersebut rasio pembayaran dividen BBRI berada pada rentang 20% hingga 50%.
Hal ini juga terlihat dari rasio pembayaran dividen tahun 2020 yaitu sebesar 65% lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 60%. Namun, nilai dividen yang diberikan tahun ini jauh di bawah tahun lalu seiring penurunan laba bersih, dimana laba bersih tahun buku 2019 mencapai Rp 34,37 triliun.
Hal ini berarti di tahun lalu BBRI membagikan dividen sebesar Rp20,62 triliun kepada pemegang saham. Saat itu, pemerintah menerima dividen dari BRI mencapai Rp 11,7 triliun. Sisanya dibagikan kepada pemegang saham publik.
BBRI menjadi salah satu dari 4 emiten bank BUMN yang menyumbang setoran dividen terbesar ke negara. Dengan kepemilikan 56,75 persen, pemerintah akan meraup dividen sebesar Rp6,88 triliun dari BRI.
Berikut jadwal pembagian dividen BBRI berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia :
- Cum dividen di pasar reguler & pasar negosiasi: 5 April 2021
- Ex dividen di pasar reguler & pasar negosiasi: 6 April 2021
- Cum dividen di pasar tunai: 7 April 2021
- Ex dividen di pasar tunai: 8 April 2021
- Tanggal pencatatan (recording date): 7 April 2021
- Pembayaran dividen tunai: 28 April 2021
Analisa Pergerakan Harga Saham BBRI
BBRI membukukan pertumbuhan 11,7% pada kuartal 4 tahun 2020. Pendapatan operasional, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 18,5%. Net Interest Margin (NIM) triwulanan naik 88 bps secara qq menjadi 6,68% di 4Q20. Dimana Net Interest Margin (NIM) bulanan pada bulan Desember tercatat sebesar 7,29%. Peningkatan tersebut didukung oleh sedikit peningkatan dalam imbal hasil. Sedangkan biaya bunga bulanan pada bulan Desember mencapai 2,45%, dimana biaya ini mengalami penurunan bertahap sejak September (3,01%) karena likuiditas yang cukup tinggi dan suku bunga simpanan yang lebih rendah.
Mengingat pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang solid dan 15,9% lebih rendah biaya operasional, laba operasi pra-provisi tumbuh 37,2%. BNI Sekuritas memperkirakan NIM BRI FY21F sebesar 6,3% (FY20: 5,86%), dengan aba operasi pra-provisi yang diproyeksikan tumbuh 12,6% dengan asumsi pertumbuhan pinjaman 6% year on year. BNI Skeuritas memperkirakan tekanan pada hasil aset dapat dikendalikan karena didoroang pertumbuhan kredit usaha mikro yaitu diprediksi tumbuh sebesar 9,5% year on year, sehingga dapat memberikan kontribusi 40,4% dari perkiraan total pinjaman.
Berdasarkan analisa BNI Sekuritas target harga saham BBRI hingga level Rp5.000. Hal ini karena BRI memfokuskan kembali pada pinjaman mikro, mengharapkan kredit usaha mikro dapat berkontribusi 45% dari total pencairan pinjaman. Melalui strategi ini, bank BRI dapat mempertahankan Return On Equity (ROE) dan NIM diatas industri sejenisnya.