Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo menjelaskan, kerja sama ini dilakukan lantaran Sungwun Pharmacopia Co Ltd dinilai memiliki kapabilitas riset kemampuan yang baik dalam pengembangan BBO.
“Selain itu, kerja sama tersebut juga berpeluang memberikan kesempatan transfer knowledge dan transfer teknologi pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang kami miliki,” jelas Verdi.
Seperti yang diketahui, Kimia Farma sudah membangun fasilitas produksi Bahan Baku Obat (BBO) yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, yang telah bersertifikasi Cara Pembuatan Bahan Baku Obat yang baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Selain sertifikasi dari BPOM, perseroan juga melakukan sertifikasi halal atas produk BBO dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengantisipasi implementasi UU Nomor 33/2014 Tahun 2019 tentang Jaminan Produk Halal. Sepanjang tahun 2020, Kimia Farma telah berhasil memproduksi 9 item BBO sesuai dengan prioritas kebutuhan nasional.
“Dengan demikian, kita harapkan dapat menurunkan impor BBO hingga sekitar 23% di tahun 2024 dengan terus melakukan pengembangan BBO lainnya,” ujarnya.
Verdi mengatakan, beberapa tantangan yang harus dihadapi industri BBO di Indonesia antara lain dari aspek economic of scale, teknologi, SDM dan juga dari sisi regulasi. Mengingat, industri yang mengembangkan BBO masih terbilang baru.
“Sebagai startup industry tentunya diperlukan dukungan dari seluruh pihak untuk menyelesaikan tantangan itu, sehingga kedepannya industri BBO dapat mandiri dan mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat industri farmasi dalam negeri,” tandasnya.
Untuk mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Fokusnya antara lain pengembangan ke arah biopharmaceutical, vaksin, natural, dan active pharmaceutical ingredients (API) kimia.
Pemerintah juga telah membentuk holding BUMN farmasi pada awal 2020 dengan menetapkan PT Bio Farma (Persero) sebagai induk usaha serta PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk menjadi anak usaha. Fokusnya mengembangkan bahan baku obat sesuai sumber daya masing–masing, meningkatkan ketersediaan produk, dan menciptakan inovasi bersama untuk penyediaan produk farmasi, di samping menurunkan impor bahan baku farmasi.
Sumber: BeritaSatu