Sabtu, 20 April 2024

Dominasi 4 Bank Bikin NIM RI Tertinggi di Dunia

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info l  Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank di Indonesia mengungguli negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah faktor baik industri hingga makro mempengaruhi NIM bank RI.

Mengacu pada data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), NIM perbankan Tanah Air di akhir 2022 mencapai 4,68%.

Dengan angka 4,68%, NIM perbankan RI sebenarnya berada di peringkat kedua di antara negara ASEAN lainnya.

Kamboja di posisi pertama dengan NIM 5,35% dan Filipina di posisi ketiga dengan NIM 3,56%. Sementara, NIM bank Singapura tergolong mini, yakni sebesar 1,21%.

Indonesia bersama Filipina memang cenderung memiliki NIM yang tinggi (khususnya dalam periode 2007-2015). Sebaliknya, penelitian tersebut mengemukakan, Singapura bersama Thailand memiliki NIM perbankan yang relatif rendah.

Karenanya, tak berlebihan apabila Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, “NIM perbankan di Indonesia ini dianggap tertinggi di dunia dan di akhirat,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI, Selasa (31/1).

Secara sederhana, NIM digunakan untuk mengukur perbedaan antara pendapatan bunga yang diterima bank dan bunga yang dibayarkan ke peminjam.

NIM dipakai untuk menakar tingkat profitabilitas bank. Umumnya, NIM yang lebar mengindikasikan laba yang tinggi untuk bank.

Secara garis besar, terdapat beberapa faktor turut membentuk NIM bank, mulai faktor internal (manajemen), hingga faktor eksternal seperti iklim industri (konsentrasi pasar) dan faktor makro (misal, tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi).

NIM perbankan RI yang lebih tinggi dibandingkan negara lainnya bisa disebabkan oleh kondisi pasar yang kurang efisien dan kurang kompetitif.
Memang, angka NIM yang tinggi tentu lambang profitabilitas bank.

Hanya saja, untuk kasus Indonesia, perlu juga dipertimbangkan biaya lainnya (seperti, biaya overhead hingga kredit) yang tinggi dan risiko yang terkait.

Selain itu, dalam kasus RI, semakin terkonsentrasinya perbankan di Indonesia, akan semakin tinggi pula angka NIM-nya, di mana bank besar cenderung menetapkan harga produk baik pendanaan maupun produk pinjaman.

Bank RI memang sangat terkonsentrasi, dengan hanya ada empat bank yang masuk Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 atau bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun.

Nama-nama tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Tiga nama pertama adalah bank pelat merah alias BUMN, sedangkan yang terakhir milik orang terkaya RI, Hartono bersaudara.

Menurut data Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2022, bank KBMI 4 memiliki total aset Rp5.199,06 triliun atau 49,57% dari total aset bank umum di Indonesia.

Nah, NIM bank RI yang tinggi turut menarik minat bank raksasa Asia lainnya, mulai dari Korea Selatan (Korsel) hingga Jepang.

Mengacu pada catatan Nikkei Asia (9/11/2022), bank-bank Jepang mulai mengalihkan konsentrasi ke Asia Tenggara demi mengkapitalisasi pasar Kawasan ini.

Kembali mengutip Nikkei, sebagai contoh, anak usaha bank kakap Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), membukukan margin sekitar 8%, lebih tinggi dibandingkan margin di Jepang.

Maklum, para bank kakap Jepang tidak pede melihat potensi perbaikan margin di wilayah domestik mereka lantaran kebijakan moneter ultra-longgar yang diterapkan Bank of Japan (BOJ).

Tiga Raksasa Untung Gede

Informasi saja, 3 dari 4 bank utama RI baru saja merilis laporan keuangan tahun penuh 2022 dengan hasil yang ciamik.

Ketiganya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Sedangkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan merilis laporan keuangan pada tengah pekan depan.

BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 18,3 triliun sepanjang 2022. Angka ini naik 68% dibandingkan laba bersih tahun 2021. Sedangkan BCA memperoleh laba Rp40,7 triliun atau naik 29,6% secara tahunan (yoy).

Terbaru, pada Selasa (31/1/23), menurut pemaparan perseroan, Bank Mandiri mencatatkan laba sebesar Rp 41,2 triliun pada 2022. Capaian ini naik 46% secara tahunan dibanding tahun sebelumnya.

Melihat kinerja moncer tersebut, UOBKayHian, contohnya, memproyeksikan NIM BNI akan mencapai 4,7% pada 2023. Sedangkan, proyeksi CLSA Sekuritas, NIM BCA akan mencapai 5,6% di tahun ini.

 

Sumber:CNBC

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU