Jumat, 29 Maret 2024

Pandemi Berakhir, Kinerja Emiten Farmasi BUMN Langsung Merosot

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info l Kinerja keuangan tahun 2022 Emiten Farmasi BUMN telah rilis dan sejumlah emiten tersebut masih belum bisa keluar dari kerugian.

Kerugian yang terjadi pada PT Indofarma Tbk (INAF) pada tahun 2022 sebesar Rp 428,48 miliar. Kerugian dari perusahaan tersebut hingga lebih dari 1.000% secara tahunan menurut laporan keuangan Indofarma yang rilis pada pekan lalu.

Pendapatan INAF pada tahun 2022 hanya sebesar Rp 1,1 triliun, sehingga turun 60,5% secara tahunan yang sebelumnya mencapai keuntungan sebesar Rp 2,9 triliun di 2021. Itu adalah salah satu hal yang menyebabkan Indofarma mengalami kerugian karena anjloknya pendapatan.

Lalu dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF) pada tahun 2022 mengalami kerugian Rp 170,04 miliar. Angka rugi bersih KAEF ini memburuk dibanding tahun 2021 yang masih mencetak laba bersih Rp 302,27 miliar.

Salah satu penyebab kerugian KAEF adalah melorotnya pendapatan bersih. Pada tahun 2021 memiliki pendapatan bersih sebesar 12,85 triliun lalu pada tahun 2022 menurun 25,28% menjadi Rp 9,60 triliun.

Faktor lain dari kerugian KAEF adalah merosotnya pejualan obat generik pada 2022 menjadi 59,1% jadi Rp 864,52 miliar. lalu pada penjualan obat ethical turun 4,2% secara tahunan jadi Rp 2,961 triliun. Toh, pada 2022, KAEF telah menurunkan beban usaha sebesar 5,41% atau Rp 189 miliar dibanding tahun 2021.

Pandhu Dewanto selaku Analis Investindo Nusantara Sekuritas menyebutkan penyebab dari kerugian emiten farmasi BUMN ini adalah berakhirnya pandemi covid-19. Kondisi ini menyebabkan permintaan obat anjlok. “Faktor kenaikan bahan baku juga menjadi sentimen negatif yang menggerus margin laba para emiten farmasi BUMN,” kata Pandhu.

Pandhu menambahkan nilai kurs rupiah yang lebih lemah juga menambah beban keuangan emiten. Pasalnya, sebagian bahan baku obat berasal dari impor.

Source: Investasi.kontan

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU