Jumat, 29 Maret 2024

Penyebab Kebakaran Kilang Dumai akibat Pipa Hydrogen Pecah

ads-custom-5

Jakarta, BUMN Info l Kebakaran kulang Dumai yang terjadi pada tanggal 1 April 2023 ini dikarenakan pecahnya pipa hydrogen sehingga menyebabkan kebocoran menurut PT Pertamina. Pipa itu diketahui sudah ada sejak tahun 1982 atau sudah berumur 41 tahun.

“Kalau pipa yang pecah itu dari tahun 82 datanya, artinya data instalasinya di tahun 82 dipasang. Produk domestik carbon steel schedul 80 itu,” kata Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).

Kebakaran kilang Dumai terjadi pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2 karena adanya kebocoran. Kebakaran ini terjadi pada pukul 22.42 dan berhasil dipadamkan pukul 22.51.

“Jadi pada jam 22.42 terjadi kebocoran gas hydrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2. Letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor,” ujar Taufik.

Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Kilang Dumai itu sudah dibangun pada tahun 1971 yang berarti sudah berumur 52 tahun.

“Kita lakukan terus upaya ini karena kita sama-sama tahu kilang yang kita operasikan ini adalah kilang yang tua. (Kilang) Dumai ini dibangun tahun 71 dengan segala ininya, tapi kita harus operating operational availability karena kita ingin mengurangi menekan impor. Untuk itu kita tidak boleh mengesampingkan faktor kehandalan termasuk salah satunya safety di dalamnya,” imbuhnya.

Kilang Dumai merupakan kilang pengolahan minyak terbesar di Indonesia dengan luas 356.33 hektare (Ha) dan jumlah pekerja sebanyak 1.177 orang. Kapasitas pengilangan 170.000 barel per hari atau hampir 16,5% dari total kapasitas kilang Pertamina.

Terdapat dua lokasi Refinery Unit (RU) II yaitu di Sei Pakning yang dibangun tahun 1969 dengan memiliki kapasitas CDU 50.000 barel per hari, lalu pada tahun 1971 dibangun Kilang Dumai dengan kapasitas CDU 120.000 barel per hari.

Produk yang dihasilkan dari kedua kilang itu adalah 87% fuel. Sedangkan 12%-nya non fuel yang terdiri dari LPG, green coke dan LAWS, sedangkan 1% lainnya ada UCO, NBF, SF-02, Solphy.

Source: Detikcom

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU