Rabu, 24 April 2024

Perusahaan BUMN Ini Rebut Peluang di Tengah Menggeliatnya Industri Asuransi

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang asuransi umum, PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo, berhasil merebut peluang di tengah menggeliatnya industri asuransi. Hal ini terlihat dari kenaikan besaran nilai risk based capital (RBC) perusahaan tersebut, dan telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai, keberhasilan Asuransi Jasindo ke luar dari posisi RBC alias rasio kecukupan modal yang pada tahun lalu berada di kondisi minus 84,85 persen ke positif 137,21 persen patut diapresiasi.

“Keberhasilan bangkit dari posisi terpuruk ini menunjukkan kalau manajemen Jasindo sudah on the right track dalam mengelola potensi-potensi perusahaan, hal ini patut diapresiasi,” kata Irvan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 3 Februari 2023.

Namun menurut Irvan, Jasindo tidak boleh terlena dengan kondisi ini. Karena perbaikan RBC utamanya disumbang oleh aksi korporasi yang bersifat anorganik. Jasindo harus lebih mengutamakan inisiatif-inisiatif yang bersifat organik di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini. Di antaranya digitalisasi dan transformasi proses bisnis.

“RBC merupakan hal dasar bagi perusahaan asuransi, namun Jasindo jangan terlena dan harus memanfaatkan situasi yang baik ini untuk memaksimalkan peluang-peluang yang ada,” ujarnya.

Peluang-peluang tersebut ada di beberapa lini asuransi umum yang diperkirakan akan tetap bertumbuh walau dibayang-bayangi ancaman resesi global. “Pada tahun ini produk-produk asuransi seperti asuransi properti atau harta benda, asuransi pengangkutan, asuransi kendaraan bermotor, dan beberapa produk asuransi umum lain masih akan mengalami pertumbuhan positif,” jelas dia.

Hal serupa juga disampaikan Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmeang yang menyatakan berbagai peluang bisnis asuransi umum tetap akan tumbuh positif pada 2023.

“Pada 2023, kami memandang industri asuransi umum masih akan cukup baik dan akan tetap menjadi pendukung ataupun refleksi dari pertumbuhan ekonomi nasional,” papar Trinita.

Trinita menjelaskan, pertumbuhan positif asuransi umum tahun depan akan didorong oleh asuransi properti atau harta benda, asuransi pengangkutan barang dan distribusi barang, asuransi rekayasa atau engineering, serta asuransi kendaraan bermotor, baik dari penjualan kendaraan roda empat dan roda dua.

Tingkat RBC jadi patokan

Mengutip dari berbagai sumber yang dirangkum Medcom.id, cara mengenali perusahaan asuransi yang baik dalam melayani nasabah, kuat secara finansial, serta biar tidak gagal bayar klaim adalah dengan melihat besaran nilai RBC.

RBC adalah metode pengukuran atau penilaian batas dari tingkat solvabilitas sebuah perusahaan asuransi. Dengan mengetahui batas dari tingkat solvabilitas menggunakan RBC, Anda dapat mengetahui tingkat kesehatan dari kondisi keuangan sebuah perusahaan asuransi.

Sederhananya, nilai RBC merupakan perbandingan antara besarnya modal dengan risiko yang ditanggung, yang sekaligus menjadi metode untuk menilai tingkat kesehatan finansial perusahaan asuransi.

Menurut ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdasarkan POJK Nomor 71/POJK.05/2016, batasan minimum tingkat RBC perusahaan asuransi adalah 120 persen.

Semakin besar nilai RBC, maka semakin besar tingkat solvabilitas yang dimiliki perusahaan asuransi. Hal ini menunjukkan pula semakin sehat perusahaan asuransi yang bersangkutan.

Source : Medocom.id
Dokumentasi : Finansial Bisnis

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU