Jakarta, BUMNInfo | PT Hutama Karya (Persero) tahun ini akan menggarap proyek MRT Fase 2A rute (Bundaran HI-Kota) sepanjang 6,3 kilometer. Sebelumnya, perseroan berhasil mengerjakan proyek sistem transporatsi rel angkutan cepat di Jakarta dalam Proyek MRT CP 106 rute Dukuh Atas–Bundaran HI.

“Pembangunan Fase 2 merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional,” kata Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra dalam keterangan tertulis, Selasa (27/4).
Dalam proyek senilai Rp 4,6 triliun ini, Hutama Karya dan Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta (SMCC) telah berbagi tugas dalam pengerjaannya. Hutama Karya akan menggunakan teknologi dengan metode Tunnel Boring Machine (TBM) dalam pembuatan terowongan.
Mesin TBM akan difabrikasi langsung dari Jepang dan dikirim ke Indonesia mengunakan kontainer melalui jalur laut, kemudian diinstalasi setelah tiba di lokasi. Cutterhead TBM yang berada di bagian depan akan bergerak secara simultan dengan menggerus tanah secara perlahan dengan dibantu mata bor yang bisa mengeluarkan air agar tanah menjadi lunak.
Setelah melalui proses tersebut, selanjutnya dipasang precast beton secara segmental untuk membentuk jalur terowongan. Dikarenakan lokasi Stasiun MRT di sekitar 2-3 level di bawah permukaan tanah, maka dilakukan metode penggalian dari atas ke bawah (top down).
Proses pelaksanaan metode ini dimulai dengan memasang dinding diafragma kemudian pondasi beserta kingpost, lalu dilanjutkan dengan pembuatan pelat lantai dasar yang selanjutnya dilakukan konstruksi basement bagian bawah secara bersamaan dengan penggalian.
Pembangunan Fase 2, lanjut Novias, dibagi menjadi 3 paket. Hutama Karya bersama SMCC akan bekerja sama dalam pembangunan dengan konstruksi underground (bawah tanah) yang akan terkoneksi langsung dengan halte busway Transjakarta.
“Total masa konstruksi bakal berlangsung selama 72 bulan yang ditargetkan rampung September 2027 mendatang,” ujar Novias.
Menurut dia, hal menarik dari proyek ini adalah design dan build dengan masa konstruksi sekitar 5 tahun, karena bersinggungan langsung dengan cagar budaya, pusat bisnis, dan transportasi. Pembangunan paket kontrak tersebut juga akan terintegrasi dengan penataan konsep Kota Tua yaitu mengedepankan penataan area pejalan kaki dan manajemen rekayasa lalu lintas.
Hutama Karya selaku pihak kontraktor akan berkoordinasi penuh dengan dinas terkait dan masyarakat sekitar demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan. “Kami juga memastikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak mengagnggu aktivitas dan kenyamanan pengguna jalan mengingat kawasan ini merupakan salah satu jalan protokol utama di ibukota,” tutur Novias.
Kehadiran Proyek Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Paket CP 203 akan mendukung pengembangan Kawasan Kota Tua menembus rute menuju arah utara Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Jakarta Kota dengan 7 titik stasiun antara lain Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Jakarta Kota.
Mengingat pembangunan proyek berlangsung dalam kondisi pandemi Covid-19, SMCC dan Hutama Karya memastikan akan disiplin melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran virus melalui penerapan protokol kesehatan ketat di lingkungan proyek. Pembangunan proyek diharapkan dapat membangun konektivitas antarmoda di Jakarta sekaligus mengurai kemacetan di sekitar daerah tersebut serta meningkatkan wisatawan yang ingin mengarah menuju Kota Tua Jakarta.
Sebelumnya, penandatanganan Kontrak Proyek MRT Fase 2A CP 203 dilakukan secara offline antara MRT Jakarta dan Kontraktor SMCC Jakarta dan Hutama Karya Join Operation (SMCC-HK JO) di Pelataran Museum Fatahillah Jakarta Barat pada Selasa (20/4) Penandatang.anan dilakukan Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim dan Satoshi Tanitomo mewakili konsorsium SMCC-HK JO dan turut disaksikan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Chief Representative JICA Indonesia Ogawa Shinerogi, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar.
Sumber : Investor Daily