Rabu, 24 April 2024

BUMN Tegakkan 5 Prioritas Utama

ads-custom-5

Kementerian BUMN kembali merancang Rencana Strategis (Renstra) yang akan menjadi pedoman dalam mencapai tujuan-tujuan selama satu periode pemerintahan ke depan atau lima tahun. Dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN selama 2020-2024, tertulis bahwa Kementerian bertujuan untuk menjadi pembina dan pengawas BUMN yang profesional, mewujudkan kemandirian dan korporatisasi BUMN, meningkatkan keunggulan dan daya saing BUMN, dan memaksimalkan kontribusi BUMN terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.

 

Untuk mendukung pencapaiannya, Kementerian menyusun dokumen perencanaan jangka

menengah yaitu roadmap BUMN 2020-2024. Roadmap itu terwujud dengan penetapan lima prioritas utama sebagai landasaran agenda BUMN selanjutnya.

 

Restrukturisasi BUMN

menteri bumn erick thohir

Di kepemimpinannya untuk periode 2020 sampai dengan 2024 ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan komitmen kementerian yang akan diterapkan kepada seluruh BUMN yang ada dalam bentuk lima prioritas strategis Kementerian BUMN. Secara tegas ia menyampaikan poin-poin prioritas tersebut saat menjadi pembicara dalam suatu acara seminar besar yang digelar di Jakarta, pertengahan Januari 2020 lalu.

 

Prioritas pertama adalah Nilai Ekonomi dan Sosial Untuk Indonesia. Kementerian merinci bahwa yang dimaksud dalam poin prioritas tersebut adalah baik pihaknya maupun seluruh BUMN berkomitmen akan menjadi kontributor dalam meningkatkan nilai ekonomi dan dampak sosial masyarakat Indonesia. Peningkatan yang dituju terutama di bidang ketahanan pangan, energi, dan kesehatan.

 

Ia menggarisbawahi, fokus Kementerian ada pada bagaimana perusahaan-perusahaan BUMN menjadi seimbang atau balance antara pelaksanaan bisnis dengan tanggung jawab dampak sosial. Dalam prioritas ini, Kementerian BUMN akan mengeluarkan mapping untuk menentukan BUMN yang akan sepenuhnya fokus kepada bisnis, kemudian BUMN yang akan difokuskan untuk seimbang dengan separuh ke bisnis dan sisanya berfokus juga pada dampak sosial, serta BUMN yang memiliki dampak sosialnya lebih banyak.

 

“Kami akan mengeluarkan mapping mana BUMN yang full fokus ke bisnis, mana yang 50:50, dan mana yang social impact-nya lebih banyak,” ujarnya dikutip dari Bisnis.

 

Dalam proses pemetaan, Erick akan secara tegas akan melakukan merger atau likuidasi jika ditemui perusahaan yang tidak jelas fokus bisnisnya dan tidak memberikan kontribusi ke masyarakat. Langkah menggabungkan atau melikuidasi perusahaan yang dianggap tidak jelas ini juga bertujuan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih baik sekaligus upaya perampingan jumlah BUMN yang saat ini masih mencapai 107 perusahaan.

 

Prioritas kedua ialah Inovasi Model Bisnis, yang mana Erick menginginkan adanya restrukturisasi model bisnis melalui pembangunan ekosistem, kerjasama, perkembangan kebutuhan stakeholders, dan fokus pada core business. Menurutnya, perubahan tersebut diperlukan karena BUMN tidak mungkin menjadi menara gading yang berjalan sendiri atau stand alone. Ini juga berkaitan dengan prioritas pertama, dan menjadi alasan dibalik pembentukan 12 klaster BUMN.

 

“Ketika kita bicara dengan model bisnis yang ada saat ini di mana terjadi era disrupsi dan perubahan kultur masyarakat, di poin kedua itu BUMN-BUMN harus berani melakukan perubahan daripada ekosistem, kolaborasi bisnis dan juga kemitraannya,” jelas Erick.

 

Selain klaster, Erick juga mendorong pembentukan holding dan merger untuk merampingkan struktur BUMN. Dalam kurang dari setahun menjabat, Erick sudah melakukan upaya penggabungan di antaranya BUMN Asuransi, holding rumah sakit BUMN, dan pematangan rencana merger bank BUMN syariah. Dalam waktu dekat ini, Kementerian juga tengah berfokus untuk membentuk super holding yang akan mengkolaborasikan holding farmasi dengan holding rumah sakit. Tujuan pembentukan ini adalah untuk mengikuti tren kesehatan global yang membutuhkan solusi yang lebih menyeluruh.

 

Upaya ini juga tecermin dalam nilai inti atau core value BUMN yang baru diimplementasikan tahun ini yakni AKHLAK. Dalam core value tersebut terdapat nilai Kolaboratif yang memang selalu ditekankan oleh Kementerian dalam setiap kesempatan. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian BUMN Alex Denni menjelaskan, keterbukaan dan kemauan untuk berkolaborasi menjadi kunci yang sangat penting dalam membangun dan mengembangkan inovasi dan kreativitas. Hal inilah yang Kementerian coba dorong kepada BUMN, agar lebih terbuka, senang bekerja sama, tidak hanya mengandalkan kemampuan yang dimiliki sendiri, serta terus meningkatkan kompetensi dan kapabilitas diri maupun organisasi.

 

“Melalui nilai ini, setiap insan BUMN diharapkan semakin solid, bahu-membahu dan bergotong-royong, baik dengan sesama BUMN maupun pelaku ekonomi lainnya, demi mewujudkan sebesar-besarnya kemaslahatan bagi bangsa Indonesia, karena BUMN untuk Indonesia,” ujar Alex mengutip slogan BUMN.

 

Teknologi, Investasi, dan SDM

Telkom 5g

Selanjutnya, prioritas ketiga yang ingin dicapai adalah Kepemimpinan Teknologi. Seperti yang telah disinggung oleh Erick, dalam era disrupsi teknologi, BUMN diharapkan bisa menjadi pemain dalam dunia bisnis yang membuat lebih banyak terobosan di era teknologi. Secara teknis, BUMN bisa memimpin bisnis global dalam teknologi strategis dan melembagakan kapabilitas digital dengan memanfaatkan data management, advanced management, big data, artificial intelegence, dan lain-lain.

 

Sebagai contoh, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk berekspansi dengan menggali potensi bisnis digital dan akan berinvestasi di perusahaan yang telah memiliki teknologi big data yang maju. Apalagi Telkom Group menyatakan salah satu manfaat terbesar dari investasi Telkom di perusahaan digital adalah pihaknya bisa mengakuisisi perusahaan yang customer base. Santer kabar Telkom yang dalam masa pendekatan dengan salah satu perusahaan besar Indonesia yakni Gojek, bahkan berniat untuk mengakuisisinya. Kendati demikian, Telkom belum bersedia untuk memberi keterangan terkait wacana ini.

 

Selain teknologi digital, yang tak kalah penting adalah inovasi lain dari industri manufaktur. Kementerian mencontohkan PT Dirgantara Indonesia (Persero), juga dikenal sebagai PTDI sebagai salah satu perusahaan pelat merah di bidang aerospace atau manufaktur penerbangan yang dipehitungkan di Asia. Kompetensi inti PTDI ada pada desain dan pengembangan pesawat, pembuatan struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer dari pesawat ringan dan menengah.

 

Pengalaman PTDI dalam merancang pesawat terbang baru dan mengubah konfigurasi dan struktur sistem pesawat untuk tujuan misi khusus seperti patroli laut, pengawasan dan penjaga pantai, diharapkan mampu diikuti oleh BUMN lain. Bukan secara teknis, melainkan kemajuan dalam mengadaptasi teknologi-teknologi yang sangat dibutuhkan pasar global saat ini.

 

Peningkatan Investasi menjadi poin prioritas BUMN selanjutnya, yang mana Kementerian juga mendorong BUMN untuk mengoptimalkan nilai aset dan menciptakan ekosistem investasi yang sesehat-sehatnya. Berdasarkan Restra, prioritas ini bisa dicapai dengan mengoptimalkan produktivitas aset-aset fisik, misalnya lahan, gedung, barang, serta aset-aset non fisik seperti data konsumen pada BUMN.

 

Kemudian, BUMN diminta untuk lebih aktif dalam menarik minat investasi luar dari pihak swasta, asing dan investor sosial. Misalnya dalam setahun terakhir, Pemerintah terus menggembleng investasi untuk membangun industri mobil listrik Tanah Air. Dengan meningkatnya permintaan nikel dunia untuk pengembangan industri mobil listrik, maka Indonesia digadang menjadi salah satu negara yang akan paling diuntungkan karena Indonesia memasok 27% pasokan nikel dunia.

 

Untuk itu pemerintah beserta sejumlah BUMN terkait bahu-membahu menyiapkan infrastruktur yang menunjang. Mining Industry Indonesia (MIND ID) sebagai Holding Industri Pertambangan Indonesia terus berupaya membangun smelter baru untuk pengolahan nikel hingga 2021 mendatang. PT Pertamina juga menyatakan sangat terbuka untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Rencana ini akan direalisasikan dengan kerja sama antara Pertamina, PT Inalum dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

 

Bahkan, investor asing sudah mulai berdatangan. Hyundai Motor Group bekerja sama dengan LG Chem Ltd berencana membangun pabrik baterai di Indonesia. Kedua perusahaan teknologi kendaraan asal Korea Selatan itu tak tanggung-tanggung menggelontorkan investasi yang mencapai US$ 9,8 miliar atau setara Rp 144 triliun. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa hilirisasi mineral dapat menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar baterai lithium. Ini menjadi salah satu contoh bahwa BUMN sudah bergerak menuju peningkatan investasi yang sehat.

 

Prioritas terakhir yang ditargetkan BUMN hingga 2024 nanti adalah Pengembangan Talenta (Talent Pool). Tujuannya adalah untuk memperkaya pengalaman bekerja dalam lingkungan bisnis BUMN, sehingga pegawai memiliki pengalaman dan pengetahuan baru yang akan menambah keahlian dan kompetensi talenta-talenta tersebut. BUMN diharapkan lebih serius dalam mengedukasi dan melatih tenaga kerja, mengembangkan SDM berkualitas untuk indonesia, menegakkan profesionalisasi tata kelola dan memperbaiki atau meningkatkan kualitas sistem seleksi SDM.  

 

Sadar akan peran BUMN yang signifikan untuk perekonomian nasional namun disparitas yang tinggi dari sisi sistem pengelolaan talenta antar BUMN, maka Kementerian merasa harus melakukan transformasi dan penyelarasan pedoman SDM di BUMN bertajuk “Transformasi Human Capital BUMN”. Transformasi tersebut salah satunya adalah penyelarasan core values di seluruh BUMN menjadi satu, yakni AKHLAK itu tadi. Alex Denni menjelaskan, penetapan core values SDM BUMN merupakan aksi yang esensial sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja BUMN secara berkelanjutan.

 

Kementerian BUMN akan mendorong BUMN untuk berkolaborasi dalam bidang learning, research & innovation. Mengingat BUMN telah memiliki berbagai infrastruktur terkait seperti corporate university, learning center, research center, dan innovation center namun masih terpencar dan terdapat ketimpangan karena perbedaan skala dan kapasitas. Ke depan Kementerian BUMN menginginkan adanya sebuah wadah yang mampu mengintegrasikan seluruh resource yang dimiliki oleh setiap BUMN sehingga seluruh perusahaan diharapkan akan memiliki teknologi dan inovasi serta menjadi global player.

 

“Prioritas yang juga penting adalah the people, bagaimana kami harus meng-upgrade orang-orang yang ada di kementerian maupun di BUMN sendiri,” tutur Erick.

 

Kelima prioritas ini akan menjadi pedoman dalam mengarahkan tujuan bisnis seluruh BUMN dalam lima tahun ke depan. Erick akan terus mengawasi dan memastikan BUMN berjalan sesuai koridor dan menempuh cara-cara sesuai dengan Renstra yang telah ditetapkan hingga masa kepemimpinannya berakhir.

 

“Lima proritas ini akan kita lakukan dalam lima tahun ke depan. Apakah prioritas-prioritas ini hanya sampai periode lima tahun saja ataukah tergantung menteri BUMN periode berikutnya mau dilanjutkan,” ujar Erick.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU